Berita Bekasi Nomor Satu

Nyalon Bupati Bekasi, BN Holik Tinggalkan Kursi DPRD Provinsi Jawa Barat  

SUMRINGAH: Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi BN Holik Qodratullah bersama Faizal Hafan Farid tiba di Kantor KPU Kabupaten Bekasi, Rabu (28/8). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bakal Calon Bupati Bekasi, BN Holik Qodratulloh, bergegas mengurus pengunduran diri sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat usai dilantik, Senin (2/9) lalu.

Ya, politisi Partai Gerindra itu langsung mundur dari jabatannya  sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat setelah mendaftar sebagai calon bupati di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bekasi 2024.

“Ya, saya harus mengundurkan diri sebagai Anggota DPRD Provinsi, karena disisi lain saya sudah mendaftar sebagai calon Bupati Bekasi,” ujar BN Holik Qodratulloh, kepada Radar Bekasi, Rabu (4/9).

BN Holik menyampaikan, bahwa ia harus tetap mengikuti aturan yang berlaku. Tidak langsung pergantian antar waktu (PAW), melainkan harus mengikuti pelantikan.

BACA JUGA: Partai Pengusung BN Holik-Faizal Bertekad Amankan Suara Pileg untuk Pilkada Kabupaten Bekasi

“Pada 22 September saya dinyatakan calon Bupati Bekasi. Maka saat itu juga saya mengundurkan diri jadi dewan provinsi. Artinya, saya sekitar 20 hari jadi dewan provinsi,” katanya.

Pasca pelantikan DPRD Provinsi, jabatan BN Holik sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi secara otomatis berakhir. Oleh karena itu, saat pelantikan anggota DPRD Kabupaten Bekasi terpilih, dirinya tidak lagi memimpin sidang paripurna dan hanya hadir sebagai undangan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.

“Keanggotaan saya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, setelah tanggal 2 September dilantik, dengan sendirinya jabatan saya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi gugur (selesai),” ucapnya.

Meskipun keputusan ini bukan perkara mudah karena harus melepas jabatan sebagai anggota DPRD, BN Holik tidak khawatir. Menurutnya, hal tersebut bagian dari proses dan ikhtiar setelah mendapatkan mandat sebagai calon Bupati Bekasi.

“Hari ini saya diberikan mandat oleh Ketua Umum yang merupakan presiden terpilih.  Saya pikir itu menjadi suatu kehormatan. Karena saya berada dalam partai penguasa. Sehingga sebagai kader partai, saya harus patuh dan menjalankan apa yang menjadi amanat partai, kita akan bertarung semaksimal mungkin. Pada akhirnya garisan takdir yang menentukan,” ungkapnya.

“Kami bertarung di Pilkada ini terdiri dari empat partai, Gerindra, PKS, PAN, dan NasDem. Kolaborasi keempat partai pada akhirnya kami akan berembuk membuat tim pemenangan. Semua bersatu, padu, di dalam suatu kepentingan yang sama. Bisa mengantarkan BN Holik dan Faizal sebagai bupati dan wakil bupati,” sambungnya. (pra)