RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAN 19 Kota Bekasi dipindahkan ke ruang perpustakaan yang tidak dilengkapi meja dan kursi.
Pemindahan ini dilakukan setelah plafon salah satu ruang kelas ambruk akibat terjangan angin kencang dan hujan pada Selasa (24/9), sehingga ruang tersebut tidak dapat digunakan.
“Ruang kelas rusak tidak bisa digunakan sementara waktu, sehingga dipindah ke ruang perpustakaan,” ungkap Kepala SMAN 19 Kota Bekasi, Dede Heriyanto, kepada Radar Bekasi, Kamis (26/9).
Pengalihan ke ruang perpustakaan ini dilakukan agar siswa tetap dapat mengikuti proses pembelajaran. Dede memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar berjalan kondusif.
Saat ini, proses perbaikan ruang kelas tengah dilakukan dan ditargetkan selesai dalam waktu tiga hari ke depan.
“Kami langsung perbaiki plafon yang ambruk tersebut, karena memang ruangan kelas cukup terbatas,” ungkapnya.
BACA JUGA: Puluhan Siswa SMAN 19 Kota Bekasi Tertimpa Plafon Kelas
Dede menambahkan bahwa dampak dari hujan disertai angin kencang tersebut tidak hanya merusak ruang kelas, tetapi juga sarana prasarana sekolah lainnya, seperti lemari dan piala.
“Atas kejadian itu, sarana prasarana lain jatuh dan rusak,” ucapnya.
Selain perbaikan plafon, pihak sekolah juga fokus melakukan pengecekan setiap ruangan, khususnya yang berada di lantai dua, untuk mengantisipasi risiko di tengah cuaca ekstrem.
“Satu per satu ruang kelas, khususnya di lantai 2 kami periksa, karena memang sekarang kondisi cuaca lagi ekstrem, yakni hujan disertai puting beliung sangat riskan sekali,” ungkapnya.
Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, meskipun dua siswa mengalami luka-luka dan langsung ditangani pihak sekolah dengan menghubungi orangtua siswa.
“Kami sempat ada miskomunikasi dengan BPBD Kota Bekasi, yang menginformasikan ada 20 orang siswa mengalami luka-luka. Pa,dahal hanya ada dua siswa, dan langsung dibawa untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III, I Made Supriatna, menyampaikan bahwa pihaknya langsung melakukan monitoring ke sekolah untuk melihat kondisi terbaru.
“Kami turun ke lokasi untuk mengevaluasi kerusakan akibat puting beliung sebagai bahan laporan untuk perbaikan. Kami juga memastikan kegiatan pembelajaran tetap efektif dan kondisi siswa aman,” tandas I Made. (dew)