RADARBEKASI.ID, LEBANON-Pasukan PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan pada Kamis (10/10) bahwa dua pasukan penjaga perdamaian mereka terluka setelah dihujani tembakan oleh sebuah tank Israel. Tank tersebut disebut menyerang menara pengawas di markas pasukan perdamaian PBB di Ras an-Naqoura, Libanon Selatan.
UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian adalah “pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional”. Organisasi yang terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian dari 50 negara dan didirikan pada tahun 1978 itu mengatakan, pasukan Israel telah “sengaja” menembaki markas mereka di sepanjang perbatasan.
Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan itu merupakan tindakan yang “sangat serius”. Tententi menjelaskan bahwa Israel sebelumnya telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk pindah dari “posisi tertentu” di dekat perbatasan, tetapi mereka memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk berkibar di selatan Lebanon.
BACA JUGA:Israel Baper, Sesumbar Balas Serangan Iran Pakai 180 Proyektil
“Jika situasi menjadi tidak memungkinkan bagi misi untuk beroperasi di Lebanon selatan … terserah kepada Dewan Keamanan untuk memutuskan bagaimana cara melangkah maju,” katanya yang dikutip dari Al Jazeera, Jumat (11/10).
“Saat ini, kami tetap tinggal, kami berusaha melakukan apa pun yang kami bisa untuk memantau [dan] memberikan bantuan,” tambah Tenenti.
Juru bicara tersebut juga mengingatkan Israel untuk tidak mengancam keselamatan dan keamnan pasukan penjaga perdamaian PBB selama operasi Israel untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah dilancarkan.
BACA JUGA:Tokoh Ini Jadi WNI Pertama Utusan Khusus Sekjen PBB
.. “Kami memahami bahwa Israel tengah melancarkan operasi terarah di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel,” ujarnya.
“Sementara mereka melancarkan operasi ini, sangat penting agar mereka tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB.” pungkasnya. (ce1)