RADARBEKASI.ID, BEKASI – Calon Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto melaksanakan silaturahmi sekaligus melaksanakan Jumat Keliling di kawasan Harapan Jaya Bekasi Utara pada hari ini, Jumat (18/10).
Setelah melaksankan salat Jumat bersama dengan warga di Masjid Raya Al-Muhajirin, Tri Adhianto melakukan silaturahmi dengan warga RW 13 Harapan Jaya Bekasi Utara.
Dalam kesempatan tersebut, Tri Adhianto menyampaikan solusi untuk mengatasi permasalahan kurangnya pembangunan sekolah di Kota Bekasi, dengan rencana peningkatan jumlah gedung sekolah yang ada di Kota Bekasi.
“Terkait zonasi yang ada bagaimana hari ini kita masih menemui kesulitan terkait dengan sekolah-sekolah menegah atas (SMA), sekolah menengah pertama (SMP), karena kemudian tidak adanya keseimbangan antara jumlah sekolah dasar (SD) harus ada terobosan,” ujar Tri Adhianto.
BACA JUGA: Tri Adhianto-Harris Bobihoe Komitmen jadikan Bekasi Kota Kelas Dunia
“Terkait untuk sekolah, kita tawarkan adalah bagaimana sekolah-sekolah SD masih satu pembangunan, kedepannya kita akan membuat terobosan dengan kita naikan ke atas atau tingkat menjadi dua, tiga tingkat, sehingga tingkat dua dan tiganya untuk SMP, apalabila SMP sudah dua tingkat, kita akan tingkatkan jadi tiga empat untuk sekolah SMA,” sambungnya.
Ia juga menuturkan dengan adanya terobosan itu, akan terjadi percepatan dan mengatasi keterbatasan lahan dalam pembaangunan fasilitas.
“Agar terjadinya percepatan untuk menambah ruang belajar untuk mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan fasilitas pendidikan, peningkatan gedung sekolah secara vertikal bisa menjadi solusi efektif. Dengan membangun gedung bertingkat, kita dapat memanfaatkan lahan yang ada secara optimal tanpa harus melakukan pembebasan lahan yang belum tentu tersedia atau cukup luas,” terangnya
Selain itu dengan adanya solusi ini tidak hanya menghemat ruang, tetapi juga dapat meminimalisir biaya dan potensi konflik terkait pembebasan lahan. Selain itu, gedung bertingkat memungkinkan penambahan ruang kelas, laboratorium, serta fasilitas pendukung lain, sehingga kualitas proses belajar-mengajar dapat terus ditingkatkan tanpa terbatas oleh keterbatasan lahan. (*)