Berita Bekasi Nomor Satu

Kasus Stroke Mengarah ke Gen Z

ilustrasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penyintas stroke saat ini tak lagi terbatas pada usia lanjut atau lansia. Tren kasus stroke di Indonesia pada 2024 mulai mengarah ke kalangan Gen Z.

“Tren usia penyintas stroke sekarang bergeser ke usia muda. Usia termuda yang pernah saya tangani adalah 23 tahun, bahkan ada yang berusia 20 dan 21 tahun. Jadi, jangan lagi berpikir stroke hanya menyerang orang tua. Dulu iya, tapi sekarang trennya sudah bergeser ke anak muda,” ujar Dokter Spesialis Neurologi RS Primaya Bekasi, dr Patria Adri Wibawa usai peresmian Stroke Club di RS Primaya, Kamis (31/10).

Patria menjelaskan bahwa jumlah penyintas stroke pada kelompok lansia masih lebih dominan dibandingkan dengan Gen Z. Namun, jumlah kasus pada kelompok Gen Z mulai meningkat.

BACA JUGA: Langkah Pencegahan Hindari Stroke di Usia Muda

“Penyintas stroke tetap didominasi oleh orang tua, tetapi sekarang sudah mulai diimbangi oleh kalangan muda,” jelasnya.

Menurut dr Patria, sejumlah faktor yang menyebabkan Gen Z rentan terkena stroke adalah gaya hidup yang kurang sehat.

Berbeda dengan faktor risiko pada lansia, yang umumnya disebabkan oleh hipertensi, kolesterol, diabetes, dan asam urat, stroke pada anak muda sering kali dipicu oleh gaya hidup yang tidak terjaga.

Sementara itu, Dokter spesialis saraf RS Primaya Bekasi Timur, dr. Yusi Amalia menambahkan kehadiran Stroke Club diharapkan menjadi tempat bagi penyintas untuk saling berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain.

BACA JUGA: 5 Tanda Stroke Dini Yang Perlu Diwaspadai

“Kami membentuk klub ini sebagai layanan lanjutan bagi pasien stroke, terutama bagi mereka yang sudah melewati fase pemulihan awal,” ujarnya.

Yusi menjelaskan bahwa penyintas stroke sering kali menghadapi tantangan fisik dan emosional. Banyak di antara mereka merasa terasing atau cemas tentang masa depan.

“Melalui klub ini, kami ingin menyediakan dukungan emosional serta informasi penting untuk membantu penyintas menjalani hidup yang lebih baik,” ucapnya.

Sementara itu, spesialis neurologi RS Primaya Bekasi, dr. Dina Imelda, menekankan pentingnya dukungan psikologis dalam proses pemulihan. Baginya, kehadiran Stroke Club juga bisa menjadi ruang bagi penyintas untuk berbagi cerita.

BACA JUGA: Tuberkulosis Paru Masih Menjadi Masalah Kesehatan Serius, Deteksi Dini Kunci Kurangi Penyebaran

“Klub stroke ini memberikan ruang bagi penyintas untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang mengalami hal serupa. Ini bisa sangat membantu dalam mengurangi rasa terasing dan meningkatkan semangat mereka,” tutur Dina.

Salah seorang penyintas stroke yang turut hadir dalam pembukaan klub, Ibrahim, menyambut baik inisiatif ini.

“Klub stroke adalah tempat yang tepat untuk berbagi pengalaman. Saya bisa belajar banyak dari orang lain dan merasa tidak sendirian dalam perjalanan pemulihan saya,” ungkap Ibrahim.(rez)