Berita Bekasi Nomor Satu

Warga Terdampak Banjir Rob di Muaragembong Keluhkan Gatal-gatal dan Harap Bantuan

ROB DI MUARAGEMBONG : Warga berjalan saat air laut naik ke permukiman warga Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong, Senin (18/11). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah warga yang terdampak banjir rob di Muaragembong mengeluhkan masalah kesehatan, seperti gatal-gatal dan mengharapkan bantuan dari pemerintah setempat.

Warga Desa Pantai Bahagia, Nengsih (41), mengatakan banjir rob sudah terjadi sejak empat hari terakhir. Ia mengungkapkan, banjir rob sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya.

“Udah empat hari banjir, ganggu aktivitas, mau jualan jadi ribet, kemana-mana susah, gak bisa usaha, pendapatan berkurang,” ungkap Nengsih, Senin (18/11).

BACA JUGA: Banjir Rob Melanda Muaragembong dan Tarumajaya

Banjir rob telah merendam rumah Nengsih, menyebabkan sebagian besar ruangan di dalam rumahnya terendam air. Kondisi ini tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga mulai menimbulkan masalah kesehatan bagi dirinya dan keluarga.

“Ini udah mulai gatal-gatal. Di dalem rumah penuh air, di luar apalagi. Susah nyari tempat kering. Kalau anak-anak senang main air terus, tapi gini jadinya gatel-gatel,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua RT 06 Kampung Gobah, Desa Pantai Bahagia, Abdullah (51), mengungkapkan hingga saat ini belum ada bantuan logistik maupun obat-obatan yang diterima oleh warganya dari Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Menurut Abdullah, bantuan berupa obat-obatan dan makanan siap saji sangat dibutuhkan, mengingat kondisi yang semakin sulit.

“Ketinggian air sampai 70 sentimeter. Sudah empat hari, belum ada bantuan apa-apa, baik karung maupun sembako. Tolong bantu warga kami di RT 06 ini, soalnya banjir rob sudah terlalu tinggi,” keluh Abdullah.

BACA JUGA: Jalan Pekayon Raya Banjir, DBMSDA Desak Pakuwon Percepat Penyelesaian Crossing Saluran

Banjir rob, kata Abdullah, juga berdampak buruk bagi para nelayan. Gelombang air yang tinggi membuat nelayan enggan melaut karena kondisi berbahaya. Selain itu, air pasang surut yang tidak stabil mengurangi hasil tangkapan laut seperti ikan, cumi, dan udang.

Gimana mau melaut, airnya tinggi. Ditengah juga belum tentu ada ikan. Sekarang nelayan nunggu air normal dulu baru melaut yang dekat-dekat, bahaya juga kalau jauh-jauh,” ungkap Abdullah.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dody Supriady, mengklaim BPBD telah menurunkan bantuan logistik kepada warga terdampak.

“Sementara kita baru monitoring dari kecamatan sama desa. Bantuan per hari ini (Senin,red) beberapa desa sudah kita berikan ala kadarnya untuk masyarakat,” ujarnya.

Dody berharap ada penanganan jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir rob di Muaragembong, seperti pembuatan tanggul penahan ombak di wilayah tersebut agar air laut tidak melimpah ke pemukiman warga.

“Itu sudah biasa di Muaragembong, kalau penanganan butuh penanganan permanen ya tanggul laut. Pasti perlu biaya yang besar juga. Mudah-mudahan program Pak Prabowo bisa sampai Muaragembong,” tandasnya. (ris)