RADARBEKASI.ID, BEKASI – Partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024 terancam rendah di Muaragembong Kabupaten Bekasi. Pasalnya, sejumlah warga mengaku lebih memilih melaut saat hari pemungutan suara 27 November, jika Tempat Pemungutan Suara (TPS) sulit dijangkau akibat banjir rob yang melanda wilayah tersebut.
Selama musim penghujan dan pasang surut air laut, Muaragembong sering dilanda banjir rob yang merendam permukiman warga. Kondisi ini membuat akses warga menjadi sulit.
Warga Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong, Rikman (34), menceritakan pengalamannya saat Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden sebelumnya. TPS kala itu terpaksa ditempatkan di gedung sekolah yang relatif lebih tinggi, namun tetap tergenang banjir.
“Waktu itu pas lagi pasang, banjir besar. TPS dipasang di sekolah, lokasinya relatif lebih tinggi tapi tetap kebanjiran juga,” ucapnya, Senin (25/11).
Berdasarkan pantauan, Desa Pantai Bahagia terletak di muara Sungai Citarum dan berbatasan langsung dengan laut Jawa. Ketika air laut surut, aktivitas warga berlangsung normal, dengan mayoritas kepala keluarga melaut sebagai mata pencaharian.
Namun saat banjir rob tiba, aktivitas warga lumpuh total. Ratusan rumah terendam air payau, bahkan banyak bangunan yang mengalami kerusakan.
“Ya walaupun istilahnya kaki kita sudah kebal sama air, mau sungai, mau laut, tetap aja yang difokuskan di rumah. Bagaimana ini rumah kena rob. Jangan ke TPS. Bahkan kalau kayak gini, mending melaut aja sekalian,” tambahnya.
BACa JUGA: Bawaslu Bekasi Fokus Awasi Politik Uang Selama Masa Tenang Pilkada 2024
Senada dengan itu, Redi (32), warga lainnya, berharap agar penyelenggara Pilkada menempatkan TPS di lokasi yang aman dari potensi banjir.
“Intinya jangan sampai kebanjiran lagi kayak pilpres kemarin, tapi juga kalau dipindahin ya jangan jauh banget,” ujarnya.
Sementara, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bekasi, Akbar Khadafi, menyebut bencana banjir sebagai salah satu indikator kerawanan yang telah dipetakan. Menurutnya, ada 190 TPS di lokasi rawan bencana yang tersebar di lima kecamatan, yakni Tarumajaya, Muaragembong, Tambun Selatan, Cibitung, dan Sukakarya.
“Memang bencana ini yang menjadi perhatian kami, satu dari enam indikator TPS di lokasi rawan yang sering terjadi. Kami sudah sampaikan agar KPU segera berkoordinasi dengan BPBD sebagai langkah mitigasi,” terang Akbar.
Dari hasil pemetaannya, terdapat 190 TPS yang didirikan di lokasi rawan bencana. Jumlah TPS itu tersebar di lima kecamatan yakni Tarumajaya, Muaragembong, Tambun Selatan, Cibitung dan Sukakarya.
“Memang lokasi di wilayah utara itu paling rawan, seperti Muaragembong yang sejak pekan lalu sudah terjadi banjir rob tapi kini sudah surut. Kemudian ada Tarumajaya juga di wilayah utara. Tapi bukan berarti di tiga kecamatan lain seperti Tambun Selatan, Cibitung dan Sukakarya itu bukan persoalan, tentu ini yang juga harus diperhatikan,” sambungnya.
Menurutnya terdapat dua kecamatan dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) tertinggi dan rawan bencana banjir. Yakni Tambun Selatan dan Cibitung. Sehingga ketika terjadi bencana, akan berpengaruh pada tingkat partisipasi pemilih.
“Karena kan indikator keberhasilan itu dari tingkat partisipasi, maka ini harus menjadi perhatian teman-teman penyelenggara,” ungkap Akbar.
Terpisah, Ketua KPU Kabupaten Bekasi, Ali Rido memastikan pihak sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bekasi untuk memitigasi bencana. Sejauh ini, TPS yang berlokasi di tempat rawan bencana telah disesuaikan.
“Sehingga nantinya kami harapkan tidak ada penyelenggaraan yang terganggu. Maka mitigasi kami lakukan,” tandas Ali. (ris)