RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi tengah mengkaji kemungkinan penerapan kebijakan Work From Home (WFH) sebagai upaya mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut menjelang akhir 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, menyatakan bahwa kebijakan ini masih dalam tahap pertimbangan.
“Tentu kami masih melihat situasi dan kondisi terkini,” ujar Gani kepada wartawan Rabu (18/12).
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Hantam Petani Sayur di Kota Bekasi, Produksi Anjlok 50 Persen
Gani menjelaskan, wacana penerapan WFH belum menjadi prioritas saat ini. Kebijakan tersebut memerlukan diskusi lebih lanjut dengan berbagai pihak, terutama para pengusaha yang kemungkinan besar akan terdampak.
“Kita harus membicarakan hal ini secara komprehensif dengan para pengusaha yang kemungkinan besar terdampak oleh kebijakan WFH,” ungkapnya.
Saat ini, situasi darurat bencana di Kota Bekasi masih terkendali, sehingga belum ada urgensi untuk menerapkan kebijakan WFH. Namun, Pemkot Bekasi akan terus memantau perkembangan cuaca dan dampaknya di wilayah tersebut.
“Kami belum mengarah ke sana. Namun, jika situasi mengharuskan, kami akan mengambil langkah itu,” tegas Gani.
BACA JUGA: BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Sepanjang Desember
Lebih lanjut, Gani mengungkapkan bahwa penerapan WFH pernah direncanakan pada Maret 2024 lalu, saat cuaca buruk menyebabkan lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Saat itu, di Kemendagri, kami mempertimbangkan cuaca ekstrem yang berdampak pada kesehatan masyarakat. WFH terbatas sempat dilakukan untuk mengurangi risiko kasus ISPA,” jelasnya.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, kebijakan WFH di Kota Bekasi saat ini masih bersifat situasional dan bergantung pada kondisi cuaca serta dampaknya terhadap masyarakat dan dunia usaha. (rez)