RADARBEKASI.ID, BEKASI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bekasi diawali di Kecamatan Pebayuran. Pada peluncurannya Senin (6/1), Makan Bergizi Gratis ini diberikan kepada 1.260 siswa SMAN 1 Pebayuran.
Dalam satu porsi makan yang disajikan dalam wadah stainless, terdiri dari nasi putih, telur ayam, tumis sayur buncis, tempe goreng, dan buah salak, tanpa susu.
Padahal, sebelumnya susu menjadi menu wajib dalam simulasi program yang digulirkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Wapres Gibran kerap membagikan susu setiap kali menemui anak-anak.
BACA JUGA: Dimulai Hari Ini, Program Makan Bergizi Gratis Dilakukan Serentak di 26 Provinsi
Meskipun tanpa susu, program ini mendapatkan respons positif dari para peserta didik. Siswa merasa senang karena uang saku mereka tetap utuh dan bisa disimpan untuk ditabung.
“Program makan gratis ini membantu banget, buat kayak orang kayak saya yang uang jajannya sedikit. Jadi, uang saku dari rumah bisa disimpan,” ungkap Arya Winata, siswa kelas 12 IPA SMAN 1 Pebayuran, usai menyantap makan sekitar pukul 12.00 WIB.
Hal serupa diungkapkan oleh Lulu Mufidah, siswa kelas 12 IPA lainnya. Meskipun menunya sederhana, Lulu merasa cukup puas karena porsinya mengenyangkan.
“Senang karena uang jajan yang biasanya dipakai untuk makan, bisa dipakai untuk hal lain. Rasanya memang agak hambar, karena tanpa MSG, tapi tak masalah karena lebih sehat,” kata Lulu.
Kepala Satuan Pelayanan Penanganan Gizi (SPPG) Kabupaten Bekasi, Adri Jernih Miko, menjelaskan alasan tidak adanya susu dalam program Makan Bergizi Gratis.
“Sesuai arahan Kabadan kita mencari pengganti yang kalsium dan gizinya setara sama susu. Misal telur dan daun kelor. Kenapa gak pake susu? Karena di daerah sini tidak ada susu yang berasal dari sapi perah langsung,” tuturnya.
BACA JUGA: Bekasi Siap Terapkan Menu Makan Bergizi Gratis, Telur Ayam dan Daun Kelor Pengganti Susu
Ia menegaskan, menu yang disajikan disusun berdasarkan perhitungan gizi dari Badan Gizi Nasional. Setiap harinya, menu yang disajikan akan berbeda untuk memastikan keseimbangan antara protein hewani dan nabati.
“Untuk hari ini kebetulan kami ada launching dan mengejar target, jadi hanya satu sekolah sesuai arahan Pak Bupati yakni 1.260 siswa,” ujar Adri.
Lebih lanjut, Adri menjelaskan, pada Selasa 7 Januari 2024 akan distribusikan untuk 3.000 porsi di 11 sekolah di Pebayuran jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK.
Adri mengungkapkan bahwa di SPPG Kabupaten Bekasi terdapat 50 karyawan, termasuk 10 juru masak. Fasilitas di SPPG cukup lengkap, dengan 12 ruangan untuk penyimpanan bahan baku kering dan basah, serta ruang pembersihan alat masak.
Semua bahan baku dan makanan yang didistribusikan telah melalui proses sterilisasi sesuai dengan standar higienis. Proses memasak tidak didampingi oleh ahli gizi, namun juru masak telah diberikan panduan mengenai takaran bahan yang digunakan.
“Ahli gizi telah memberi petunjuk kepada juru masak. Mereka sudah terbiasa memasak, jadi tinggal mengalikan takaran bahan untuk 3.000 porsi,” tambah Adri.
Selain itu, Adri menegaskan bahwa bahan baku untuk Makan Bergizi Gratis ini diperoleh dari petani lokal dan pasar terdekat. Tujuannya untuk mendukung perekonomian warga sekitar.
“Kami sudah bertemu dengan Pak Camat, dipertemukan kelompok masyarakat untuk memetakan bahan baku. Ke depan, Makan Bergizi Gratis ini akan diperuntukkan juga bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ungkapnya.
Terpisah, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menyatakan program Makan Siang Bergizi diharapkan dapat mengurangi beban para orangtua siswa.
“Program ini diharapkan dapat mengurangi beban orangtua dalam memberikan uang makan siang kepada anak-anak mereka,” ungkapnya.
Dikatakan Dedy, pihaknya sedang menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis ini. Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, bahan baku akan disuplai dari BUMDes atau food estate yang ada di Kabupaten Bekasi. Ke depan, Kabupaten Bekasi akan memiliki 260 SPPG.
“Nanti saya akan memberikan instruksi dalam rangka mendukung hal ini setelah mendapat kejelasan. Kami akan berdayakan BUMDes, kelompok tani atau sebagainya,” ujarnya.
“Kami akan coba, karena syarat mutlaknya itu barangnya kebutuhannya harus dari dalam daerah sendiri, jadi ini menjadi peluang untuk kita. Semangatnya kita harus bisa berswasembada, dengan program ini harus bisa terwujud,” tandas Dedy. (ris)