Berita Bekasi Nomor Satu

DLH Kota Bekasi Minta Sekolah Bawa Sisa Makanan ke Dapur Sehat

BAWA MAKANAN: Siswa membantu mendistribusikan makan bergizi gratis ke dalam kelas di hari pertama di SMP Negeri 30 Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (6/1). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi turut serta mengawal Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Tentu saja peran DLH dalam mengawal program ini tiada lain terkait pengelolaan sampah organik atau non-organik.

Pada pekan perdananya penyelenggaran MBG di Kota Bekasi, petugas DLH telah berkoordinasi dengan pihak sekolah agar sisa makanan dibawa kembali ke dapur sehat atau SPPG.

“Yang ada sisa kulit buah, jadi saya sarankan sisa kulit buah dijadikan ECO Enzym (cairan serbaguna),” kata Kabid Pengurangan Sampah dan Pengelolaan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Dewi Astiyanti.

BACA JUGA: Pemkot Bekasi Proaktif Siapkan Lahan untuk Dapur Umum Program Makan Bergizi Gratis

Pengolahan kulit buah menjadi ECO Enzym tersebut, lanjut Dewi, merupakan salah satu upaya untuk memusnahkan sampah organik. Cairan yang dihasilkan salah satunya berguna sebagai cairan piring hingga lantai.

Untuk sekolah yang saat ini sudah mendapatkan MBG, pihaknya akan menilai edukasi daur ulang sampah organik tersebut.

“Nanti pendekatannya kita cari komunitas yang memang bergerak di Eco Enzym untuk sosialisasi dan melakukan pembelajaran,” ucapnya.

Saat ini kata dia, sudah ada beberapa sekolah di Kota Bekasi yang menjalankan, yakni mereka yang telah meraih predikat Adiwiyata. Dimana sekolah tersebut telah menerapkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan.

Selain itu, pihaknya juga akan segera berkoordinasi dengan dapur sehat yang terlah beroperasi guna memastikan sampah sisa makanan diolah dengan baik. Beberapa alternatif yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan sampah sisa makanan tersebut menjadi pakan magot atau mengolahnya menjadi pupuk kompos.

BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis di Kota Bekasi: Sebagian Siswa Ogah Makan Tumis Buncis

“Kita akan lihat di sekitar lokasi (dapur), kira-kira apa yang paling mungkin dan cepat di lokasi tersebut. Sampah organik tidak hanya dijadikan sampah Magot, bisa juga dijadikan kompos basah,” paparnya.

Pelaksanaan MBG menggunakan wadah Stainless Steel disebut sangat meminimalisir sampah dari wadah dan alat makan sekali pakai. Hal ini selaras dengan program Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), mengurangi sampai dari hulu.

“Maka dengan ini (tidak menggunakan wadah sekali pakai), tidak menambah lagi wadah sekali pakai yang terbuang,” tambahnya.

Sekadar diketahui, timbulan sampah Kota Bekasi pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023 mencapai 1,7 ribu ton, paling besar dibawah Kabupaten Bekasi di Jawa Barat. Dalam rentang waktu tersebut, komposisi sampah paling besar adalah sisa makanan, yakni sebesar 65,20 persen. (sur)