Berita Bekasi Nomor Satu

Disnaker Kabupaten Bekasi Minta Pencaker Adaptif Hadapi Industri Padat Modal

ILUSTRASI : Sejumlah pencari kerja mengunjungi salahsatu tenant dalam acara Career Connect 2025 Seminar Motivasi & Networking di President University Convention Centre, Selasa (1/7). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bekasi meminta para pencari kerja (pencaker) untuk adaptif dalam menghadapi gelombang industri padat modal yang mulai berkembang di wilayah tersebut. Tren ini diperkirakan akan berlangsung selama 10 tahun ke depan, seiring pesatnya adopsi teknologi oleh perusahaan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnaker Kabupaten Bekasi, Nur Hidayah, mengakui bahwa pergeseran menuju industri padat modal tidak bisa dihindari. Namun, ia optimistis bahwa hilangnya beberapa jenis pekerjaan akan diimbangi dengan munculnya peluang baru seiring waktu.

BACA JUGA: Dunia Usaha Sulit Temukan Tenaga Kerja Serba Bisa

“Diperkirakan 10 tahun ke depan, setengah dari posisi-posisi yang ada di sekarang mungkin bisa jadi hilang. Seperti konten kreator di 10 tahun lalu tidak ada, hari ini ada. Bisa jadi hilang, tapi ada yang tumbuh, ” ucap Nur, Rabu (2/7).

Selain bersikap adaptif, para pencari kerja juga diminta tetap optimis dan terus mengasah kemampuan serta keterampilan agar sesuai dengan kebutuhan industri di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

“Sehingga mereka (pencaker) kemudian secara tidak langsung dengan peningkatan tadi, mereka (pencaker) menjadi mudah mendapatkan kesempatan kerja di dunia industri,” tambahnya.
Di sisi lain, sebagai upaya konkret menghadapi tantangan industri masa depan sekaligus meningkatkan keterampilan pencaker, Disnaker terus menggencarkan program pelatihan kerja.

Nur menyebut pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) mendapat porsi terbesar dalam anggaran Disnaker. Namun, ia mengakui bahwa kapasitas pelatihan saat ini belum mampu menjangkau seluruh pengangguran di Kabupaten Bekasi.

BACA JUGA: Disnaker Kabupaten Bekasi Ungkap PT YMMA Abaikan Anjuran Hasil Mediasi Tripartit Soal PHK

“Karena anggaran yang kita miliki mungkin hanya bisa mengcover setahun itu paling 1.000 pengangguran. Padahal kita tahu persis bahwa pengangguran kita ada 142 ribu. Nah memang kalau pun tiba-tiba dikasih anggaran untuk 142 ribu pengangguran, kita juga pasti tidak mampu ya. Makanya ini kolaborasi, sekolah-sekolah vokasi itu juga sangat membantu,” terang Nur.

Saat ditanya mengenai kapan angka pengangguran bisa turun signifikan, Nur menjelaskan bahwa posisi Kabupaten Bekasi sebagai daerah industri membuat angka pengangguran relatif tinggi. Hal ini karena data pengangguran dihitung berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap masyarakat yang belum bekerja dan sedang mencari pekerjaan, tanpa memperhatikan status domisili berdasarkan KTP.

Lebih lanjut dikatakan, sebagai pusat industri dengan upah relatif tinggi, Bekasi menjadi tujuan pencari kerja dari daerah lain. Ketika mereka tiba dan belum memperoleh pekerjaan, secara otomatis mereka tercatat sebagai pengangguran dan menambah angka pengangguran di wilayah ini.

BACA JUGA: 415 Pencaker Sudah Diterima Bekerja lewat Job Fair Pemkab Bekasi

“Kalau namanya pengangguran itu boleh dibilang tidak mungkin nol ya. Cuma kita akan berupaya supaya bagaimana angka itu semakin mengecil,” tandasnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan bahwa salah satu fokus pemerintah lima tahun ke depan ialah transformasi BLK untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Saat ini terdapat sekitar 41 BLK di bawah naungan Kemenaker dan ratusan BLK milik pemerintah daerah.

“Sehingga bagaimana pelatihan bisa dilakukan secara masif dan bisa efektif menjawab tuntuntan tenaga kerja ke depan. Perusahaan juga bisa tumbuh bisa lebih produktif dan merekrut tenaga kerja yang lebih banyak,” pungkasnya. (ris)