Berita Bekasi Nomor Satu

SDN Burangkeng 04 Setu “Terjepit” Proyek Jalan Tol, Belajar Mengajar Terganggu Getaran dan Suara Bising

TERJEPIT PROYEK TOL: Foto udara SDN Burangkeng 04 di Setu Kabupaten Bekasi yang "terjepit" proyek tol, Selasa (22/7). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – SDN Burangkeng 04 di Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi “terjepit” proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta–Cikampek (Japek) II Selatan. Jarak antara bangunan sekolah dan dua tiang penyangga jalan tol hanya sekitar lima meter.

Kondisi tersebut menimbulkan rasa waswas bagi para siswa dan guru. Belum adanya pembebasan lahan dan bangunan memaksa proses belajar mengajar tetap berlangsung di tengah kebisingan serta potensi bahaya dari aktivitas proyek negara tersebut.

Guru SDN Burangkeng 04, Yeni Resminawari, mengatakan SDN Burangkeng 04 memiliki 280 siswa dengan enam rombongan belajar (rombel) dan 10 tenaga pengajar. Menurutnya, proyek pembangunan jalan tol telah menggangu kenyamanan warga sekolah.

“Kenyamanan anak-anak (siswa,red) belajar di ruangan dan di luar terganggu dengan adanya getaran-getaran jalan tol yang sudah aktif dan dengan adanya pembangunan suara-suara bising dari alat yang digunakan untuk membangun jalan tol,” ucap Yeni kepada Radar Bekasi, Selasa (22/7).

KBM NORMAL: Guru melakukan kegiatan belajar mengajar di SDN Burangkeng 04 Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi, Selasa (22/7). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

Pembangunan jalan tol juga berdampak pada kerusakan plafon, retak tembok bangunan, serta menyempitnya akses keluar masuk sekolah.

Lingkungan pemukiman warga sekitar yang sudah dibebaskan juga menimbulkan kekhawatiran guru dan wali murid.

Rumput liar yang tinggi hingga dua meter dapat memicu keberadaan hewan liar seperti ular. Bedeng pekerja dan pagar pembatas proyek yang berdekatan dengan sekolah juga menimbulkan risiko jatuhnya material bangunan.

Kondisi itu berdampak pada menurunnya kepercayaan orangtua untuk menyekolahkan anaknya di SDN Burangkeng 04.

Bahkan, penerimaan siswa baru terus menurun. Tahun ajaran 2024/2025 hanya mencatat 20 siswa baru. Kini tersisa 15 siswa karena sebagian pindah sekolah.

“Banyak yang pindah karena melihat situasi SDN Burangkeng 04 ada pembangunan jalan tol,” ucapnya.

Situasi itu juga berdampak pada penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025/2026. Sekolah hanya berhasil menerima 47 siswa atau satu rombel, dari target dua rombel.

Sementara itu, wali murid kelas VI, Ismi (45), mengungkapkan bahwa sebelum adanya pembangunan jalan tol, kondisi SDN Burangkeng 04 sangat asri dan ramah lingkungan. Rumput di sekitar sekolah terawat dengan baik dan banyak ditumbuhi tanaman.

Namun kini, suasana tersebut berubah drastis. Ia mengaku harus terus mengawasi anaknya saat jam istirahat karena khawatir terhadap proyek pembangunan jalan tol yang berjarak sangat dekat dengan ruang kelas.

“Sekarang yang dirasakan selain panas, polusi berdebu, bahaya juga. Ngeri gak nyaman sekolah tidak kondusif. Semoga segera di relokasi ke tempat yang aman dan nyaman,” tuturnya. (ris)