RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kereta Api (KA) 58F Purwojaya relasi Gambir–Kroya mengalami anjlok pada dua rangkaian kereta paling belakang saat melintas di Emplasemen Stasiun Kedunggedeh Km 56+1/2, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Sabtu (25/10) sekitar pukul 14.14 WIB. Proses evakuasi rangkaian kereta tuntas dalam waktu 12 jam.
Berdasarkan data KAI, KA Purwojaya membawa 232 penumpang dengan susunan rangkaian terdiri dari satu lokomotif, delapan kereta eksekutif, satu kereta makan, dan satu kereta pembangkit. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun satu penumpang mengalami luka ringan.
Sebanyak 219 penumpang dialihkan menggunakan KA 44 Taksaka dari lokasi kejadian. Perjalanan KA Taksaka diberlakukan sebagai berhenti luar biasa (BLB) di Stasiun Bumiayu (BMA) dan Stasiun Kroya (KYA) untuk menurunkan penumpang sesuai tujuan masing-masing.
Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menjelaskan pihaknya juga menyiapkan enam bus dari Stasiun Kedunggedeh. Namun, hanya lima penumpang tujuan Cilacap yang bersedia menggunakan bus, sehingga satu bus diberangkatkan. Selain itu, dua bus tambahan dari Stasiun Kroya disiapkan untuk mengantar penumpang tujuan Maos, Gumilir, dan Cilacap.
“Tiga penumpang terkonfirmasi batal melanjutkan perjalanan, dengan rincian, satu penumpang mengalami terkilir, telah dirujuk ke rumah sakit menggunakan ambulans. Dan dua penumpang lainnya memilih kembali ke Jakarta menggunakan KA Lokal,” ucap Ixfan dalam keterangan tertulisnya.
BACA JUGA: KAI Selidiki Penyebab Anjloknya Kereta Purwojaya di Kedungwaringin Bekasi
Proses evakuasi rangkaian KA dilakukan menggunakan dua crane hingga tuntas pada pukul 04.26 WIB. Selama proses evakuasi, sejumlah perjalanan kereta mengalami keterlambatan akibat antrean di lintas tersebut.
Evakuasi dimulai dengan mengangkat rangkaian bawah kereta yang terlepas, kemudian dilanjutkan dengan pengangkatan gerbong.
Selama proses normalisasi jalur, lanjut Ixfan, sejumlah perjalanan kereta api terpaksa dibatalkan pada Sabtu (25/10) dan Minggu (26/10). Pada Sabtu, terdapat tujuh jadwal pemberangkatan yang dibatalkan, masing-masing: KA 58F Purwojaya relasi Kedunggedeh–Cilacap, KA 57F Purwojaya relasi Kroya–Gambir, KA 337 Commuterline Jatiluhur relasi Cikampek–Cikarang, KA 334 Commuterline Walahar relasi Cikarang–Cikampek, KA 22 Argo Muria relasi Gambir–Semarang Tawang, KA 19 Argo Sindoro relasi Semarang Tawang–Gambir, dan KA 48 Taksaka relasi Gambir–Yogyakarta.
Sementara pada Minggu (26/10), terdapat sembilan jadwal perjalanan yang dibatalkan, yakni KA 26 Argo Merbabu relasi Gambir–Semarang Tawang, KA 50F Purwojaya relasi Gambir–Cilacap, KA 114 Sawunggalih relasi Pasar Senen–Kutoarjo, KA 118 Gunung Jati relasi Gambir–Semarang Tawang, KA 122 Cakrabuana relasi Gambir–Cirebon, KA 132 Argo Parahyangan relasi Gambir–Bandung, KA 204 Tegal Bahari relasi Pasar Senen–Tegal, KA 178 Tawang Jaya Premium relasi Pasar Senen–Semarang Tawang, dan KA 128 Pangandaran relasi Gambir–Bandung.
Sebagai langkah keselamatan, kereta yang melintas di jalur hulu arah timur pada Km 55+900 hingga Km 56+500 juga diberlakukan pembatasan kecepatan maksimal 10 kilometer per jam. Ixfan menyampaikan bahwa KAI memahami banyak pelanggan yang perjalanannya tertahan atau tertunda akibat kondisi tersebut.
“Kami terus berupaya agar seluruh perjalanan dapat kembali normal secepatnya. KAI memastikan pelanggan yang terdampak pembatalan perjalanan KA memperoleh pengembalian bea 100 persen di luar bea pemesanan,” terang Ixfan.
Sementara itu, Vice President Public Relations PT KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa jalur kereta antara Stasiun Kedunggedeh–Lemahabang telah kembali dapat dilalui.
Namun, perjalanan masih diberlakukan dengan kecepatan terbatas usai proses penanganan oleh tim gabungan KAI Daop 1 Jakarta bersama sejumlah pihak terkait di lapangan.
Untuk memastikan penyebab anjloknya rangkaian KA Purwojaya, KAI bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tengah melakukan investigasi.
“Sampai saat ini KNKT dan Dirjen Perkeretaapian bersama direksi KAI sedang melihat di lokasi. Karena dalam perjalanan kereta api ada banyak faktor seperti SDM, sarana, dan prasarana, maka penyebab pastinya akan disampaikan setelah pemeriksaan selesai,” tandas Anne. (ris)











