Berita Bekasi Nomor Satu

Nelayan di Tarumajaya Bekasi Cemas Hadapi Rob

BENAHI BARANG: Warga membenahi barang-barang miliknya saat banjir rob melanda Kampung Sembilangan, di Desa Samudrajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Langit masih gelap ketika Samsur seharusnya bersiap melaut. Namun, pria 46 tahun itu hanya duduk di tepi perahu, menatap gelombang yang terus meninggi. Bukan cuaca buruk yang membuatnya ragu, melainkan kekhawatiran terhadap keluarganya di rumah. Fenomena Fase Perigee dan bulan purnama diprediksi meningkatkan ketinggian air laut hari ini. Banjir rob pun menjadi ancaman nyata bagi pesisir Bekasi.

Sebagai nelayan kerang hijau di Desa Pantai Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Samsur paham betul pola laut dari tahun ke tahun. Namun, tiga tahun terakhir, perubahan terasa semakin drastis.

“Dulu saya nggak pernah ngalamin banjir kaya gini. Di tempat tinggal saya yang tadinya nggak pernah rob, sekarang sampai 20 cm masuk ke rumah,” ujarnya, Rabu (3/12).

Setiap tahun, air datang lebih tinggi dan wilayah terdampak makin luas.
Menurut Samsur, bukan semata siklus alam yang memperburuk kondisi, tetapi perubahan pemanfaatan lahan pesisir.

“Ada yang buat pemukiman, badan jalan. Kayak hutan dibabat, jadinya banjir bandang. Kalau laut direklamasi, ya dampaknya ini,” katanya lirih. Ia dan keluarganya memang tak pernah mengungsi, namun bertahan dengan strategi sederhana: menaikkan barang-barang ke tempat aman sebelum air datang.

Meski begitu, rasa was-was tetap mengiringi setiap kali ia pergi melaut. “Kalau lagi banjir, saya mikir keluarga terus. Barang-barang di rumah aman apa nggak,” ungkapnya. Pendapatan kian tak menentu karena aktivitas melaut terpaksa dikurangi setiap kali air pasang meningkat.

Harapan kini bertumpu pada rencana pemerintah membangun tanggul laut. “Saya sangat mengharapkan tanggul laut dibangun. Sudah ada isu mau pembuatan tanggul, mohon disegerakan,” ujarnya.

Kekhawatiran Samsur bukan tanpa alasan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi banjir rob di pesisir Bekasi pada 2–10 Desember dan 16–24 Desember, dipicu oleh Fase Perigee dan bulan purnama pada 4 Desember.

“Hasil prediksi menunjukkan terdapat potensi banjir rob di wilayah pesisir utara Bekasi,” ujar Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo. Wilayah yang perlu waspada meliputi Muara Gembong, Babelan, dan Tarumajaya.

BMKG mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan tetap memantau informasi resmi.

“Tetap berhati-hati saat beraktivitas di daerah pesisir,” tambah Eko.

Menghadapi potensi bencana tersebut, BPBD bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bekasi telah menggelar apel siaga bersama.

“BPBD bersama forkopimda belum lama ini pernah melakukan apel siaga bersama. Hal itu sebagai bagian antisipasi bersama menyikapi kondisi yang ada,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Ade Sukron Anas. (sur/pra)