RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pengobatan alternatif urut Cimande menjadi salah satu pengobatan yang amat berguna bagi warga Sumatera pascabencana alam.
Setidaknya ada tiga pengobat alternatif asal Cimande yang berada di Tapanuli Selatan, mereka tergabung dalam Tim Gerakan Anak Negeri dalam misi kemanusiaan.
Delapan hari sudah, relawan yang tergabung dalam Tim Gerakan Anak Negeri berada di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Pengobatan tradisional khas Kabupaten Bogor ini menjadi salah satu upaya pengobatan yang amat membantu di Sumatera, terutama wilayah yang telah porak-poranda oleh bencana alam.
Terhitung, sejak pertama datang ke Tapanuli Selatan, para pengobat Cimande telah mengobati lebih dari 100 pasien.
Yang mana di hari pertama, mereka telah mengobati sekitar 30 warga yang terdampak bencana alam.
“Pertama kita datang ke sini, ada sekitar 30 orang yang telah kita obati, dengan cara diurut,” kata Asep, perwakilan Gerakan Anak Negeri dari Cimande, Selasa (9/12).
Menurut Asep, tim Cimande telah mengobati beberapa keluhan warga, mulai dari sakit badan hingga dislokasi.
Asep menceritakan, ada satu pasien berjenis kelamin wanita yang berhasil selamat dari hanyut, saat banjir melanda.
“Jadi si ibu ini cerita, saat banjir dia terbawa hanyut, terus menyelamatkan diri dengan cara memegang atap rumah,” ungkap asep.
“Akibatnya, bahu kanannya mengalami dislokasi, hingga akhirnya kita tangani,” lanjut Asep.
Selain itu, ada aksi heroik dari Babinmas asal Kecamatan Muara Batang Toru.
“Pada saat itu, pak bhabin lagi fokus ngevakuasi korban hanyut, dengan cara menarik tali, uratnya tertarik, hingga mengalami cidera lengan,” paparnya.
Mengetahui hal itu, pengobat Cimande yang mewakili Gerakan Anak Negeri pun langsung melakukan pengobatan penanganan tradisional ke Bhabinkamtibmas tersebut.
Untuk meringankan beban korban banjir bandang dan longsor di wilayah Sumatera, Gerakan Anak Negeri membuka donasi. Dana dapat disalurkan melalui Bank Mandiri dengan nomor rekening 133-00-32756611 atas nama Yayasan Negeri Satu Bangsa atau melalui Kitabisa. (*)
