Berita Bekasi Nomor Satu

Bekasi Jadi Daerah Tingkat Pergerakan Masyarakat Terbesar Kedua Nasional Selama Libur Nataru 2025/2026

ILUSTRASI: Sejumlah kendaraan memadati simpang Lemahabang, Jalan Urip Sumoharjo, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu. FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kabupaten Bekasi tercatat sebagai daerah dengan tingkat pergerakan masyarakat terbesar kedua di Indonesia selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), potensi pergerakan warga Kabupaten Bekasi yang bepergian ke luar kota mencapai 3,43 juta orang, berada tepat di bawah Jakarta Timur yang mencatatkan angka 3,64 juta orang. Tingginya mobilitas ini menjadikan Bekasi sebagai salah satu wilayah krusial dalam peta pergerakan nasional selama periode libur akhir tahun.

Di lapangan, aktivitas di simpul-simpul transportasi utama Bekasi mulai menunjukkan kesiapan menyambut lonjakan penumpang. Di Terminal Induk Bekasi, suasana masih terlihat relatif normal seperti hari-hari biasa.

Namun, peningkatan jumlah penumpang diprediksi akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, terutama menjelang akhir pekan. Berdasarkan survei Kemenhub, sekitar 155 ribu orang diperkirakan akan bergerak dari Terminal Induk Bekasi selama periode Nataru 2025/2026.

Sementara itu, Stasiun Bekasi diproyeksikan melayani pergerakan penumpang yang lebih besar. Sebanyak 321 ribu orang diprediksi akan berangkat dari stasiun tersebut selama masa libur Nataru.

Angka itu menempatkan Stasiun Bekasi sebagai stasiun asal terpadat keempat secara nasional, setelah Pasar Senen, Gambir, dan Madiun. Adapun Terminal Induk Bekasi masuk dalam daftar sembilan besar terminal asal terpadat bagi masyarakat yang akan bepergian ke luar kota.

Masa angkutan Nataru secara resmi akan dimulai pada 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026. Awak bus dan pengelola terminal telah mulai bersiap menghadapi lonjakan penumpang yang diperkirakan mulai terasa empat hingga lima hari menjelang Natal.

Komandan Regu Primajasa Terminal Induk Bekasi, Regi Suradi, menyebut berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lonjakan signifikan biasanya terjadi pada 20 dan 21 Desember.

“Sejauh ini jumlah penumpang masih stabil seperti hari biasa. Kenaikan penumpang itu di tanggal-tanggal 20 atau 21, menjelang hari Natalnya,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, perusahaan otobus menambah kesiapan armada, khususnya pada rute-rute favorit seperti Tasikmalaya, Kuningan, Bandung, dan Majalengka. Jika pada hari normal tersedia sekitar 203 unit bus per hari, maka selama Nataru jumlah armada disiapkan meningkat menjadi sekitar 230 hingga 250 unit per hari.

Selain kesiapan armada, perhatian juga diberikan pada kesiapan fisik dan mental awak bus, terlebih dengan potensi cuaca ekstrem yang kerap terjadi di akhir tahun. Awak bus diimbau lebih berhati-hati demi menjaga keselamatan penumpang.

Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Perhubungan (Dishub) turut menyiapkan langkah-langkah strategis. Kepala Dishub Kota Bekasi, Zeno Bachtiar, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyusun perencanaan matang, mulai dari rapat koordinasi lintas instansi, penempatan personel, hingga pemasangan rambu dan perlengkapan jalan. Selama 19 hari masa angkutan Nataru, Dishub akan menambah sekitar 400 petugas di luar personel rutin yang bertugas di simpang jalan dan wilayah kecamatan.

Petugas akan difokuskan pada titik-titik rawan kepadatan lalu lintas seperti simpang Tol Bekasi Barat, Harapan Indah, Sumber Artha, dan Bekasi Timur. Selain itu, pengamanan juga dilakukan di simpul transportasi utama, yakni Terminal Induk Bekasi, Terminal Kayuringin, serta Stasiun Bekasi, dengan berkoordinasi bersama PT KAI. Dishub juga menjadwalkan ramp check atau pemeriksaan kelaikan kendaraan yang telah dilakukan pada November dan akan kembali dilaksanakan pada 12–18 Desember 2025.

Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Ade Sukron menyatakan keyakinannya bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan pengamanan dan pelayanan Nataru seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, pengaturan lalu lintas menjadi perhatian utama mengingat peningkatan volume kendaraan tidak terelakkan.

Selain itu, tenaga kesehatan juga disiagakan untuk memberikan layanan kesehatan awal bagi masyarakat. Pengamanan malam Natal dan Tahun Baru akan dilakukan bersama TNI dan Polri, termasuk peninjauan ke rumah ibadah dan pengamanan lokasi perayaan pergantian tahun.

Secara nasional, survei Kemenhub mencatat sekitar 119,5 juta orang akan melakukan perjalanan selama libur Nataru 2025/2026. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Aan Suhanan menambahkan, pihaknya mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama Nataru. Sebab, dari pemantauan BMKG, curah hujan tinggi diperkirakan terjadi pada Desember 2025 hingga Januari 2026.

Menurut dia, ruas tol utama yang diperkirakan mengalami peningkatan volume di antaranya Jakarta–Cikampek, Jakarta–Bogor–Ciawi, Cipali, Semarang–Solo, serta Surabaya–Gempol.

Polri menggelar rakor lintas sektoral untuk kesiapan pelayanan perayaan Nataru di Auditorium STIK-PTIK kemarin. Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo memperkirakan sekitar 119,5 juta orang merayakan Nataru. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun yang lalu.

Puncak arus mudik diprediksi pada 20 dan 24 Desember 2025. Sementara, puncak arus balik berlangsung pada 28 Desember 2025 serta 4 Januari 2026.

”Kami menggelar Operasi Lilin 2025 mulai 20 Desember 2025-2 Januari 2026 untuk mengamankan Nataru,” ucapnya.

Total 146.701 personel gabungan diterjunkan dalam operasi itu. Perinciannya  77.637 dari Polri, 13.775 TNI, dan 55.289 adalah petugas dari sektor terkait lainnya. Polri juga menyiapkan 2.903 posko pengamanan yang terdiri dari 1.807 pos pengamanan, 763 pos pelayanan, serta 333 pos terpadu.

Posko-posko tersebut akan mengamankan 44.226 objek vital, mulai gereja, terminal, pelabuhan, bandara, stasiun, pusat perbelanjaan, objek wisata, hingga lokasi perayaan Tahun Baru 2026. (raf/nad/aph/sur/and)