Berita Bekasi Nomor Satu
Opini  

Janji Allah kepada Orang Zalim

Oleh: Achmad Muwafi, Lc (Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi)

Achmad Muwafi, Lc (Pengurus Pusat IKADI Bidang Dakwah, Kepala SDIT Baitul Halim Bekasi)

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Agama Islam dengan tegas melarang berbuat zalim, baik kezaliman itu terhadap diri sendiri ataupun kepada orang lain. Di dalam Al-Quran surat Hud ayat 18, Allah SWT memberikan peringatan dan ancaman yang sangat keras bagi orang-orang yang berbuat zalim. Allah swt berfirman, “Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang zalim.

 

Selain ayat Al-Quran di atas, terdapat beberapa hadits yang menjelaskan larangan berbuat zalim. Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Zalim dapat diartikan dengan melakukan perbuatan aniaya yang dapat merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain. Perbuatan zalim yang bahayanya mengenai dirinya sendiri seperti meninggalkan kewajiban shalat atau puasa tanpa uzur. Sedangkan perbuatan zalim yang merugikan orang lain seperti mengambil harta orang lain tanpa hak, durhaka terhadap orang tua, membunuh dan lain sebagainya.

 

Orang yang berbuat zalim di dunia akan merugi pada hari kiamat. Dikisahkan ketika Nabi Muhammad SAW duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menyampaikan satu pertanyaan singkat kepada mereka.

 

Nabi Muhammad SAW bertanya, “Tahukah kalian, siapakah orang yang mengalami bangkrut (kerugian) di antara kalian? “Para sahabat menjawab, “Mereka adalah orang yang tidak memiliki suatu harta apapun.”

Kemudian Nabi SAW menjelaskan, “Orang yang menderita bangkrut dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kiamat dengan membawa pahala shalatnya, pahala puasanya, pahala zakatnya. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci maki, menuduh, memakan harta, membunuh, dan menyakiti orang lain.

Maka kepada orang yang mereka zalimi itu diberikanlah pahala amal baik mereka. Apabila amal baik mereka habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi.

Selanjutnya, Sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil dan dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim)

Betapa meruginya orang yang berbuat zalim di akhirat, karena pahala amal kebaikannya tidak tersisa baginya sedikitpun, justru ia akan memikul dosa-dosanya orang yang terzalimi di dunia. (*)