Berita Bekasi Nomor Satu

Perkembangan UMKM Berorientasi Ekspor Serap Tenaga Kerja Lokal Kabupaten Bekasi

ILUSTRASI: Pekerja menyusun produk UMKM khas Kabupaten Bekasi di toko Poksi 22 Cikarang Utara, beberapa waktu lalu. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berorientasi ekspor di Kabupaten Bekasi dinilai menjadi salahsatu motor penggerak penyerapan tenaga kerja lokal.

“​Tentunya akan berimplikasi kalau UMKM itu tumbuh-kembang. Ada penyerapan tenaga kerja juga,” ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bekasi, Ida Farida, pekan kemarin.

Untuk memperkuat hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bekasi saat ini mendorong program Desa Ekspor. Program ini bertujuan memetakan potensi sumber daya setiap desa sekaligus meningkatkan kapasitas pelaku UMKM melalui pelatihan di Kementerian Perdagangan yang mempertemukan mereka dengan perusahaan besar dan pembeli internasional.

Dalam pelaksanaannya, Disnaker bersama instansi terkait bekerja sama dengan Bea Cukai Bekasi untuk menghadirkan buyer dari berbagai negara. Strategi ini diharapkan mampu mendorong UMKM lokal naik kelas dan memiliki kemandirian ekonomi.

“Kita berharap kolaborasi antara perusahaan dan desa bisa memberi kontribusi positif, termasuk bagi sektor ketenagakerjaan,” terang Ida.

Ia menegaskan, sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan pelaku usaha desa menjadi kunci agar produk lokal semakin dikenal dunia sekaligus memperkuat sektor ketenagakerjaan di Kabupaten Bekasi.

​”Kalau dia (pelaku UMKM) udah maju pastinya yang tadinya awalnya sendiri atau berdua, langsung bisa mempekerjakan karyawan, merekrut di lingkungan sekitar,” kata Ida.

Ida menambahkan, potensi produk desa untuk diekspor ke luar negeri masih sangat besar. Seperti keberhasilan UMKM asal Tambun Utara yang melakukan ekspor perdana produk pangan ke Timur Tengah.

“UMKM di Tambun Utara perdana mengekspor sekitar lima kontainer kecap aussie ke Arab Saudi dan kini sedang dijajaki untuk pasar Jepang,” ucapnya.

Selain kecap, berbagai produk makanan olahan juga mulai menembus pasar global. Berdasarkan data pemerintah daerah, terdapat sekitar 18.000 UMKM sektor perdagangan dan hampir 125.000 UMKM yang terdata dalam sistem SDT. (ris)