Berita Bekasi Nomor Satu

Makan Bergizi Gratis Tetap Berjalan Meski Libur Sekolah, BGN: Bentuk Kepedulian Negara

ILUSTRASI: Menu makan bergizi gratis. FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipastikan tetap berjalan meskipun memasuki masa libur sekolah pada Desember hingga awal Januari 2026. Kebijakan ini telah tertuang dalam Pedoman Tata Kelola Penyelenggaraan Program MBG Selama Libur Sekolah yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala BGN Nomor 52.1 Tahun 2025.

Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan distribusi makanan tidak akan terputus demi menjaga asupan gizi anak-anak Indonesia dan kelompok rentan. Bagi kelompok 3B yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita, alur distribusi tetap berjalan normal. Mereka akan menerima paket MBG enam hari dalam sepekan tanpa terpengaruh kalender libur sekolah.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menekankan bahwa keberlanjutan program ini sangat krusial. Pasalnya, risiko gizi buruk kerap meningkat saat liburan karena pola makan anak yang cenderung tidak terpantau.

“Kita ingin memastikan gizi anak-anak Indonesia tidak terputus hanya karena libur sekolah. Selama masa liburan, BGN tetap mendistribusikan paket MBG baik kepada siswa maupun kelompok rentan 3B. Ini adalah komitmen kami untuk menjaga keberlanjutan pemenuhan gizi,” tegas Hida di Jakarta, dikutip dari Jawapos.com.

Ia menambahkan, kebijakan ini juga memberi ketenangan bagi keluarga penerima manfaat.

“Program MBG selama libur sekolah adalah bentuk kepedulian negara. Kami ingin memastikan keluarga tetap merasa tenang karena anak-anak dan kelompok rentan tetap mendapatkan makanan bergizi yang aman dan berkualitas,” lanjutnya.

Lantas, bagaimana dengan siswa yang sekolahnya sedang libur? Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan melakukan inventarisasi terlebih dahulu untuk mendata jumlah siswa yang bersedia datang ke sekolah mengambil jatah makan.

“Untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita seperti biasa. Untuk anak sekolah, masing-masing SPPG perlu melakukan inventarisasi berapa banyak dan berapa sering anak-anak bersedia datang ke sekolah,” jelas Dadan.

Jika siswa atau orangtua keberatan datang ke sekolah, BGN menyiapkan opsi pengiriman langsung ke rumah.

“Untuk sisa hari, jika siswa bersedia datang ke sekolah maka dibagikan di sekolah. Jika tidak, perlu didata mekanisme pengantaran ke rumah atau diambil di SPPG,” ujarnya.

“Kita sedang merancang sistem delivery setelah empat hari libur,” tambahnya.

Untuk menjaga kualitas dan keawetan makanan selama masa libur, BGN juga melakukan penyesuaian menu. Pada empat hari pertama liburan, siswa akan mendapatkan makanan siap santap dengan menu segar dan berkualitas.

“Awal libur diberikan makanan siap santap maksimal empat hari, seperti telur, buah, susu, abon, atau dendeng,” ujar Dadan.

Setelah itu, menu akan beralih menjadi paket kombinasi atau bahan kering yang lebih tahan lama namun tetap memenuhi standar Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menjelaskan menu kering tersebut dapat berupa buah, susu, roti buatan UMKM, hingga telur asin agar tidak mudah rusak.

“MBG menjadi bahan kering, misalnya buah, susu, roti buatan UMKM, dan telur. Telurnya dibuat telur asin agar lebih awet. Mekanismenya bisa dua atau tiga hari diantar ke sekolah, lalu murid yang ingin mengambil didata,” kata Nanik.

Ia menambahkan, fleksibilitas menjadi kunci pelaksanaan program selama masa libur. Jika anak berhalangan hadir, orang tua diperbolehkan mengambil paket MBG di sekolah.

“Orangtua boleh mengambil karena sudah dikemas. Prinsipnya kami ingin memastikan perbaikan gizi tetap berjalan. Jadi meski libur, anak-anak tetap mendapatkan asupan gizi,” pungkasnya. (jpc/oke)