Radarbekasi.id – Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid menghadiri langung Peringatan haul kesepuluh Gus Dur di Pesantren Motivasi Indonesia, Desa Berungkeng, setu Kabupaten Bekasi.
Peringatan haul ke sepuluh Gus Dur yang dimulai pada pukul 13.00 siang ini bersamaan dengan perayaan Imlek. Perempuan kelahiran Jombang tahun 1948 ini mengatakan, semasa hidupnya Gus Dur telah mengembalikan hak-hak orang Cina untuk merayakan kembali kebudayaannya sendiri. Salah satunya untuk merayakan Imlek.
”Karena apa Gus Dur mengembalikan hak-hak orang Cina. Gus Dur itu menganggap mereka semua (kaum minoritas) itu anak bangsa Indonesia yang berhak mempertunjukan kebudayaannya masing-masing,” ujarnya.
Saat itu, kata Sinta, Gus Dur menganggap semua masyarakat bangsa Indonesia itu sama, sehingga berhak untuk mendapatkan kebebasan, dengan bisa merayakan kebudayaan masing-masing.
Menurutnya, itu alasan Gus Dur mengembalikan hak orang Cina yang ada di Indonesia.
Putri sulung dari 18 bersaudara ini juga sangat berterimaksih pada semua pihak yang telah menyelenggarakan haul Gus Dur, karena setiap waktunya Gus Dur haul dimana-mana selalu mengadakan atau memperingati.
”Karena banyak merayakan, kami berlima, saya dengan anak itu membagi-bagi. Saya sangat merasa bangga dan terharuh, karena ini sebagai rasa kecintaan mereka terhadap Gus Dur,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Romo Antonius Suhardi Antara Pr menuturkan, sosok Gus Dur itu sebagai bapa yang sungguh baik, sikap maupun tindakannya harus ditiru kaum muda. Bagaimana mewujudkan apa yang menjadi teladan Gus Dur itu di dalam hidup masing-masing.
Menurutnya, Gus Dur ini menjadi salah satu tokoh bangsa yang membuat antaragama bersatu padu, sesuai dengan tuhan yang menciptakan, bahwa dari lahir itu baik, dari berbagai ragam yang ada untuk saling melangkapi satu sama yang lain, berbagi, bekerja sama, gotong royong.
”Saya rasa itu yang diwujudkan Gus Dur didalam hidupnya, bahwa dari semua ragam yang ada harus saling melangkapi satu sama yang lain. Gus Dur ini tokoh bangsa,” ucapnya.
Sementara, ketua pelaksana haul ke sepuluh Gus Dur, Ikhsan Scoopy menuturkan, pada haul ke sepuluh Gus Dur ini bertemakan ’Pesan Perdamaian di Bumi Bekasi’ untuk mengingatkan bahwa Bekasi ini sudah pada tahap exstrimis.
”Teroris ini marak di Bekasi, lalu Operasi Tangkap Tangan (OTT), dan persoalan lainnya. Sehingga menjadi pertanyaan ada apa di Bekasi ini. Maka dari itu Gusdurian Bekasi Raya pada haul kesepuluh ini mengusung tema tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, pada tahun 2020 ini sudah yang kedua kalinya Gusdurian Bekasi Raya mengadakan haul Gus Dur, sebelumnya di tahun 2019. Kata dia, pada peringatan haul Gus Dur yang ke sepuluh ini bersamaan dengan perayaan Imlek, tidak mungkin hari ini bisa di rayakan tanpa adanya Gus Dur.
”Saya berpikir. Kita yang ditakdirkan sebagai mayoritas seharusnya memberikan kasih sayang dan simpati kepada teman-teman yang memang sebenarnya.
ditakdirkan sebagai minoritas. Jadi tidak ada perbedaan, karena Gus Dur itu selalu memanusiakan manusia, apa pun itu. tanpa memandang ras maupun agama,” tuturnya. (pra)