RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rapid Test atau tes massal Covid-19 yang semula akan dilaksanakan terpusat di stadion Patriot Candrabhaga dirubah. Tes rencananya dilakukan dengan cara door to door, rumah ke rumah. Ratusan petugas medis disiapkan untuk bergerak di 56 kelurahan di Kota Bekasi.
Keputusan ini setelah Pemkot Bekasi rapat dengan berbagai unsur, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bekasi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Rencananya Pemkot Bekasi akan segera bersurat kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil terkait dengan pola yang akan diterapkan. Pertama, jumlah yang diprioritaskan sebanyak 1.200 orang, mereka adalah yang terdekat dengan Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan pasien yang terkonfirmasi positif.
Selain golongan tersebut, yang menjadi bagian dari 1.200 orang yakni tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat. Ribuan orang tersebut akan dilakukan tes dihari yang sama. Namun, belum dapat dipastikan kapan waktunya, lantaran alat Rapid tes belum diterima oleh Pemerintah Kota Bekasi.
“Kita memiliki 100 surveyor, dimana nanti mereka yang akan memberikan, mengambil sampel dari warga masyarakat yang kemudian sudah mendaftarkan, memenuhi kriteria yang ada,” terang Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto saat dijumpai di Asrama Haji, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin (23/3).
Untuk petugas medis, mereka rencananya akan melakukan pengambilan sampel secara mandiri di masing-masing layanan kesehatan. Setelah itu, dikumpulkan untuk di periksa lebih lanjut.
Jika, ditemukan hasil positif setelah pemeriksaan pertama melalui tes darah, maka yang bersangkutan akan diperiksa ulang menggunakan alat tes PCR, menggunakan dahak. Jika hasilnya diyakini positif, maka langsung diambil tindakan lebih lanjut yakni mengisolasi orang yang bersangkutan.
Area stadion Patriot Chandrabhaga tetap digunakan sebagai pusat pemeriksaan sampel yang sudah diambil oleh petugas. Total 225 tenaga medis akan dilibatkan.
Menjelang Rapid test dilakukan, Forkopimda bersama dengan IDI Kota Bekasi mengunjungi beberapa tempat alternatif yang akan difungsikan jika sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Kita Bekasi tidak mampu melayani jumlah kasus yang ada. Kemarin, Islamic Centre dan Asrama Haji, yang berada di kawasan Kelurahan Margajaya, Kelurahan Bekasi Selatan, Kota Bekasi dikunjungi.
Saat ini, dipastikan 120 bed sudah siap untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Dari jumlah tersebut, 80 diantaranya berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmajid, 40 lainnya ada di rumah sakit swasta.
“Kalau RSUD kekurangan, kita siapkan di Asrama haji ada 250an, kemudian di Islamic Center ada 45 kamar yang bisa di gunakan,” lanjut Tri.
Sementara itu, Ketua IDI Kota Bekasi, Kamaruddin Askar mengaku emberikan opsi untuk tidak dilakukan Rapid Test dengan mengumpulkan semua orang di satu titik, termasuk menegaskan IDI melarang adanya pengumpulan massa.
“Ya jauh lebih bagus memang dari petugasnya yang ke home visit, karena efek yang timbul tidak ada penimbunan massa, kedua resiko untuk menularkan kalau memang ada yang terpapar itu minimal sekali,” ungkapnya.
Tindak lanjut setelah diketahui status baru ODP, PDP, hingga kasus positif yang mungkin muncul. Kamaruddin meminta untuk Pemerintah Kota Bekasi memaksimalkan rumah sakit yang ada. Kedua merujuk ke Wisma Atlit di Jakarta yang akan difungsikan menjadi rumah sakit khusus Covid-19.
Namun, jika semua lokasi full, baru memanfaatkan dua tempat yang telah dikunjungi untuk tempat isolasi sementara. Dengan catatan hanya untuk status ODP dan PDP, sementara untuk kasus yang terkonfirmasi positif harus dilakukan perawatan di rumah sakit.
“Cuma saya sarankan satu kamar satu orang, jangan dikumpul, kalaupun ngumpul itu harus disekat, minimal dengan acrilic,” tambahnya.
Rapid Test ini dilakukan untuk menciptakan peta penyebaran Covid-19 di wilayah Kota Bekasi. Saat ini, melalui situs resmi pemerintah Kota Bekasi, jumlah kasus tercatat naik menjadi 218 kasus, satu hari sebelumnya jumlah kasus yang terdata sebanyak 155 kasus. (Sur)











