Berita Bekasi Nomor Satu

Keluhkan PJJ Hari Pertama

Daring
Ilustrasi : Siswa SMAN 11 Kota mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring. Foto: Istimewa
Daring
BELAJAR DARING: Siswa SMAN 11 Kota mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring.Ist

Radarbekasi.id – Sejumlah siswa SMA dan SMK di Kota Bekasi mengeluhkan pembelajaran jarak jauh secara daring pada hari pertama masuk tahun ajaran baru 2020/2021.

Siswa SMKN 8 Kota Bekasi Kekek Herawati mengaku tak semangat mengikuti aktivitas belajar pada hari pertama ini. Sebab, masih dilakukan secara daring yang membutuhkan kuota internet.

“Beli kuota internet itu gak murah, takutnya orangtua lagi gak punya uang. Alhasil jadi bingung harus ngerjain tugas sekolah kayak gimana,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Senin (20/7).

Sementara, tugas yang diberikan oleh gurunya cukup banyak. Sedangkan waktu yang diberikan terbatas. Ketidakstabilan jaringan menjadi penghalang untuk menuntaskan tugas. Oleh sebab itu, dirinya berharap kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dapat kembali dilakukan.

“Aku sih pengin kegiatan belajar bisa normal lagi, karena udah bosan semua aktivitas harus dikerjakan di rumah,” tukasnya.

Sementara siswa SMAN 11 Kota Bekasi Ani Nuraini juga menyampaikan hal yang sama. Ia mengatakan, kegiatan belajar mengajar pada hari pertama cukup membuatnya kewalahan.

Sebab, pembelajaran daring harus disambi dengan kegiatan lain di rumah. Hal ini membuatnya kurang fokus untuk mendalami isi-isi materi yang disampaikan oleh guru.
“Belajar di rumah itu harus disambi dengan kegiatan-kegiatan yang ada di rumah, jadi kesel sendiri karena gak fokus sama materi-materi pelajaran. Belajar di rumah juga jadi gk abisa sharing sama teman,” ujar Ani.

Hal senada disampaikan oleh salah satu siswa SMAN 15 Kota Bekasi Firda Auralin. Ia mengungkapkan, pertama kegiatan belajar secara daring tidak begitu membuatnya semangat. Karena aktivitas yang dilakukan hanya mengerjakan tugas dan duduk di depan laptop sehingga membuatnya jenuh.

“Aku pribadi, seperti ini kurang efektif,” katanya.

Lanjut dia, materi yang disampaikan juga cukup sulit untuk dimengerti. Alhasil soal yang diberikan oleh guru dikerjakan sesuai dengan hasil pemahaman yang didapat.

Hal ini tentu bukan merupakan kegiatan yang cukup baik jika harus terus menerus dilakukan oleh pelajar. “Cukup sulit untuk memahami materi yang disampaikan secara daring, karena memang jaringan yang menjadi penghalang. Selain itu kita tidak bisa leluasa untuk bertanya secara langsung kepada guru pengajar,” pungkasnya. (dew)