Berita Bekasi Nomor Satu

PJJ Diklaim Tak Pengaruhi Nilai

Daring
ILUSTRASI: Siswa SD mengikuti PJJ secara daring dari rumahnya di Perumnas 1 Bekasi Selatan Kota Bekasi, belum lama ini. PJJ diklaim oleh sejumlah sekolah tidak mempengaruhi nilai siswa.Raiza Septianto Radar Bekasi
Daring
ILUSTRASI: Siswa SD mengikuti PJJ secara daring dari rumahnya di Perumnas 1 Bekasi Selatan Kota Bekasi, belum lama ini. PJJ diklaim oleh sejumlah sekolah tidak mempengaruhi nilai siswa.Raiza Septianto Radar Bekasi

Radarbekasi.id – Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring rumah yang telah berjalan lima bulan diklaim oleh sejumlah sekolah di Kota Bekasi tidak mempengaruhi nilai siswa.

Wakil Kepala SMPN 29 Kota Bekasi bidang Humas Nining memastikan, PJJ secara daring tak berpengaruh signifikan terhadap nilai peserta didik. Pasalnya, para siswa cukup aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

“Untuk nilai tidak ada perubahan signifikan, kita menyesuaikan saja karena sejauh ini respon anak-anak cukup bagus. Sekitar 90 persen respon tugas masuk ke kami,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin, (3/8).

Tenaga pengajar di sekolah ini tidak diam apabila terdapat siswanya yang tak mengerjakan tugas. Peserta didik yang bersangkutan akan didatangi oleh guru untuk mengetahui masalahnya.

“Kita juga menerapkan sistem jemput bola, agar guru tetap aktif memantau siswa meskipun berada di rumah. Kita akan memberikan solusi kepada siswa yang memang memiliki kendala untuk mengikuti pembelajaran di rumah” jelasnya.

Sementara, Kepala SDN Jatiasih VIII Kota Bekasi Syamsudin menyampaikan, dalam proses pembelajaran pada masa pandemi ini terpenting ialah membentuk siswa yang cerdas, beriman, berakhlak dan berwawasan luas. Menurutnya, nilai hanya sebagian kecil dari pencapaian peserta didik dalam dunia pendidikan.

“Dalam belajar yang terpenting proses dan hasilnya, di masa pandemi ini kan kita tidak boleh menuntut siswa yang berlebih. Jadi yang diutamakan adalah tetap menjaga karakter siswa meskipun harus belajar di rumah,” ungkapnya.

PJJ secara daring diakui tidak semaksimal dibandingkan belajar tatap muka. Keterbatasan alat pembelajaran bagi siswa tentu sangat berpengaruh pada proses pembelajaran secara daring. Oleh sebab itu, ia menegaskan saat ini nilai tidak menjadi patokan ketuntasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

“Yang terpenting siswa harus tetap aktif mengikuti proses pembelajaran secara daring, sampai saat ini nilai siswa cukup terkendali tidak ada perubahan yang begitu signifikan,” tuturnya.

Hal senada disampaikan guru SDN Jatiasih 4 Kota Bekasi Surya. Ia mengatakan, tidak ada perubahan nilai siswa yang signifikan karena tugas selama pembelajaran daring disamakan dengan tugas pekerjaan rumah.

Siswa dapat melihat buku, bertanya kepada orangtua hingga melihat google sebagai jalan pintas untuk mencari tahu jawaban dari tugas yang diberikan sekolah.

“Gak menurun sih, yang ada siswa bisa mendapatkan nilai yang cukup baik, karena belajar daring ini sama aja kayak tugas pekerjaan rumah yang bebas untuk mencari jawaban dibuku, bertanya bahkan nanya ke google. Saya sebagai guru tidak bisa melarang itu selama itu masih sifatnya mengerjakan latiha soal-soal tugas,” jelasnya.

Namun berbeda dengan pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS) atau Penilaian Akhir Semester (PAS). Dalam hal ini, guru mesti menekankan agar siswa sebisa mungkin melaksanakannya dengan kejujuran, tanpa mencari tahu jawaban dari buku ataupun bertanya kepada orangtuanya.

“Saya tekankan agar tidak menggunakan alat bantu jika melaksanakan ulangan harian, PTS ataupun PAS. Meskipun pasti ada siswa yang bandel, tapi ini semua tidak bisa dihindari karena pembelajaran jarak jauh tidak bisa diawasi secara langsung oleh pihak sekolah,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin