RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perkembangan ekonomi Kota Bekasi pada Juli lalu menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat menunjukkan tingkat deflasi 0,01 persen. Pemerintah Kota Bekasi patut berbangga lantaran tingkat deflasi lebih rendah dibandingkan kota dan kabupaten lain di Jawa Barat. Namun, perlu diwaspadai jika deflasi terjadi berkelanjutan, dipastikan mengganggu mulai dari industri manufaktur, jasa, hingga Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) di Kota Bekasi.
Pengamat Ekonomi STIE Mulia Pratama, Andi Muhammad Sadli mengatakan dampak yang ditimbulkan oleh deflasi ekonomi lebih buruk dibandingkan dengan inflasi. Dalam situasi deflasi, masyarakat cenderung menahan uang dalam situasi pandemi untuk berjaga-jaga. Akibatnya tidak ada permintaan dan mempengaruhi penawaran atau produksi.
Pada situasi ini, penawaran dan produksi melemah sehingga jumlah uang beredar sedikit, dibandingkan pada situasi inflasi. Beberapa permasalahan yang terjadi pada kondisi deflasi, angka pengangguran cenderung bertambah, sementara UMKM akan berada dalam situasi sulit, terutama jika terjadi dalam beberapa bulan.
“Kalau inflasi sisi positifnya itu pengangguran jadi turun. Deflasi justru berhubungan dengan tingkat pengangguran (bertambah), karena tidak ada sisi suply,” katanya, Rabu (12/8).
Ia menilai pemerintah sudah tepat memberikan stimulus ekonomi kepada rumah tangga melalui bantuan kepada karyawan dengan gaji di bawah Rp5 juta hingga stimulus terhadap UMKM. Namun, Andi memberikan catatan stimulus ekonomi ini lebih tepat diberikan kepada UMKM yang bergerak memproduksi atau menjual kebutuhan primer, seperti sandang dan pangan untuk merangsang masyarakat membelanjakan uangnya.
Jiam terjadi deflasi berkepanjangan, maka situasi ekonomi akan menuju pada depresi, bahkan resesi ekonomi. Untuk itu pemerintah perlu bekerja keras untuk memberikan stimulus kepada UMKM.”Memburuk (jika terjadi pada bulan-bulan selanjutnya), itu yang disebut depresi, ancamannya lebih besar. Kita tidak bisa berharap itu (UMKM gulung tikar),” tukasnya.
Pemerintah pusat dalam waktu dekat ini berencana untuk menyalurkan bantuan stimulus Rp2,4 juta kepada pelaku UMKM. Bantuan ini diberikan agar pelaku UMKM yang terkena pandemi bisa mengakses pembiayaan modal kerja agar kembali menjalankan aktivitasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bekasi, Abdillah Hamta mengatakan pihaknya hingga kemarin sudah menyerahkan data 100 pelaku UMKM. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM bertugas untuk mensosialisasikan dan memfasilitasi pelaku UMKM binaan yang beniat untuk mengajukan bantuan tersebut.”Kemarin yang sudah saya serahkan itu tidak kurang dari 100 UMKM,” katanya saat dijumpai.
Bantuan diberikan kepada pelaku UMKM sebesar Rp2,4 juta, sementara anggota koperasi sebesar Rp2 juta. Sebelumnya, pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bekasi pihaknya telah memberikan stimulus Rp4,3 miliar, diserap oleh 400 pelaku UMKM untuk mengatasi pandemi.
Diakui bahwa pada pelaksanaan PSBB Kota Bekasi, pelaku UMKM hampir gulung tikar lantaran situasi pandemi. Total saat ini tercatat 2.600 pelaku UMKM binaan. (Sur)