RADARBEKASI.ID, BEKASI – Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC Gerindra Kabupaten Bekasi mulai melakukan pembahasan nama yang akan diusulkan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bekasi mendatang. Meskipun, diketahui bahwa jadwal Pilkada Kabupaten Bekasi yakni pada 2024 mendatang jika mengacu pada Undang-Undang 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.
Ketua Bapilu DPC Gerindra Kabupaten Bekasi, Ridwan Arifin mengatakan, sebagai pemenang pemilu dengan perolehan kursi di atas 20 persen partainya ini mempunyai hak untuk mengusulkan nama pasangan calon bupati dan wakil bupati sendiri tanpa berkoalisi.
Hal ini, menurut dia, merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Sehingga kesempatan ini wajib diambil, untuk mengusulkan pasangan calon bupati dan wakil bupati dari Partai Gerindra.
Kemudian untuk sekarang dirinya membeberkan, sudah ada nama-nama yang beredar, baik ditingkat kader, pengurus ranting, PAC, maupun anak cabang. Hanya saja sampai saat ini, nama-nama tersebut belum dikerucutkan di internal.
“Sudah ada beberapa yang muncul. Tapi memang dari sisi internal belum dikerucutkan, karena kita berfikir masih terlalu jauh,” ujar pria yang akrab disapa Iwang, Rabu (21/10).
Iwang membeberkan, sudah ada empat nama dari internal partai yang mulai mencuat. Hanya saja dirinya enggan menyebut nama tersebut. Namun dirinya menuturkan, empat nama tersebut sekarang cukup popular. Selain itu, ada tiga nama lainnya yang berasal dari luar internal partai.
Menurutnya, tiga nama tersebut sudah mulai memberikan kode. Sehingga, secara keseluruhan sudah ada tujuh nama yang muncul di Partai Gerindra.
“Tujuh orang sudah mulai muncul, empat dari kader partai. Dan Tiga lagi dari diluar partai,” bebernya.
Kendati demikian dirinya menegaskan, untuk sekarang penggodokan tujuh nama tersebut belum dilakukan secara serius. “Sekarang penggodokan belum serius dilakukan. Mungkin nanti mulai serius di tahun 2021,” jelasnya.
Dirinya menyarankan, para kader yang hendak maju untuk lebih baik memberikan bukti kerja kepada masyarakat. Hal itu perlu dilakukan karena partai punya kebijakan elektabilitas, popularitas, dan lain-lainnya. “Setiap politisi itu harus siap memberikan bukti kepada masyarakat, harus sudah dimulai dari sekarang,” tuturnya.
Iwang menambahkan, sejauh ini sudah ada beberapa partai yang mulai berkomunikasi terkait Pilkada namun belum mengarah ke pembicaraan serius. “Komunikasi selagi itu bagian dari mitra kita, adalah beberapa, tapi belum serius, politik itu sangat dinamis,” ungkapnya. (pra)