Berita Bekasi Nomor Satu

Santri Bisa Eksis Lewat Ilmu Dakwah

santri-Tahfidz-DTI
NGAJI: Dua santri Tahfidz DTI Kota Bekasi mengaji Alquran. Peringatan HSN 2020 menjadi momentum para santri untuk bisa lebih eksis di masyarakat melalui ilmu dakwah. Dewi Wardah Radar Bekasi
santri-Tahfidz-DTI
NGAJI: Dua santri Tahfidz DTI Kota Bekasi mengaji Alquran. Peringatan HSN 2020 menjadi momentum para santri untuk bisa lebih eksis di masyarakat melalui ilmu dakwah. Dewi Wardah Radar Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2020 menjadi momentum para santri untuk bisa lebih eksis di masyarakat melalui ilmu dakwah.

Santri Tahfidz DTI Kota Bekasi Aida Farhana mengaku bangga bisa menjadi santri. Aida berharap, momen HSN ini dapat menghilangkan anggapan sebagian orang bahwa santri adalah sosok yang kurang mumpuni dari segi perkembangan zaman (kudet).

“Mayoritas orang pasti menganggap santri itu kudet, ketinggalan jaman, bergaulnya disitu-situ doang. Tapi mereka semua salah, kita bisa eksis melalui ilmu dakwah yang bisa kita berikan kepada semua orang,” ungkapnya.

Selain itu, secara pribadi sebagai santri dirinya bisa terus istikamah mempelajari ilmu agama islam. “Sekarang ini banyak orang yang berlomba-lomba tentang dunia saja, tanpa terfikirkan bahwa ilmu agama itu penting banget untuk dipelajari. Makanya aku sangat bangga saat ini bisa menjadi salah satu santri,” tukasnya.

Hal senada disampaikan santri Tahfidz DTI Kota Bekasi lainnya, Sri Ratna. Ia berharap, santri bisa lebih diakui dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

“Kadang aku suka sedih, karena orang kalo melihat kita sebagai santri itu sinis banget. Mereka menganggap kita itu tidak bisa dijadikan teman untuk sharing. Padahal kita sama, sama-sama manusia yang sedang tumbuh menjadi seorang remaja,” ungkapnya.

Baginya, menjadi santri cukup berat. Sebab harus jauh dari keluarga untuk menimba ilmu agama yang belum tentu semua orang dapatkan. “Menjadi seorang santri itu sangat luar biasa, karena kita sebagai seorang remaja yang lagi senang-senangnya main dan kumpul bareng keluarga. Tapi di sini kita harus melupakan itu, karena ilmu agama lebih penting untuk cepat didapatkan,” tukasnya. (dew)