Berita Bekasi Nomor Satu

Vaksin ke Bekasi Pekan Depan

ilustrasi-vaksin
ilustrasi-vaksin

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Vaksinasi Covid-19 di wilayah Provinsi Jawa Barat dimulai minggu ketiga bulan ini. 11 ribu lebih Tenaga Kesehatan (Nakes) mendapat giliran pertama sebagai penerima vaksin. Sesuai dengan rencana awal, PT Bio Farma melanjutkan distribusi vaksin ke Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Barat, Selasa (5/1) kemarin.

Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku, tahap pertama Provinsi Jawa Barat mendapatkan 97 ribu dosis untuk diberikan kepada 44 ribu Nakes. Masing-masing Nakes mendapatkan dua (kali pemberian) dosis. Total vaksinator yang telah diberikan pelatihan Vaksinasi sebanyak 11 ribu Nakes, terdapat 1.100 lokasi vaksinasi yang akan digunakan.”Karena satu orang dua dosis, maka kurang lebih 44 ribu tenaga kesehatan yang akan dipilih untuk dua kali penyuntikan di minggu ketiga bulan Januari ini,” katanya, Selasa (5/1).

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memerintahkan bupati dan wali kota untuk melakukan simulasi vaksinasi di wilayah masing-masing. Sampai saat ini, baru tiga wilayah yang melakukan simulasi vaksinasi, yakni Depok, Bogor, dan Kabupaten Bekasi.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga tengah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mempersingkat waktu pelaksanaan vaksinasi, informasi awal yang diterima, vaksinasi selesai dalam waktu 15 bulan. Rentang waktu pelaksanaan vaksinasi ini dinilai terlalu lama jika harus selesai pada pertengahan 2022.

“Menurut saya ini kelamaan, berarti baru pertengahan 2022 orang terakhir di vaksin, bisa tidak kita simulasikan di 12 bulan bahkan 6 bulan. Itu hanya bisa dijawab jika tpat pemvaksinan di Jawa barat dua kali lipat, sementara baru 1.100 lokasi, kami sih berharap minimal bisa dua ribu lokasi,” tambahnya.

Selain waktu pelaksanaan vaksinasi seluruhnya, ia juga mengusulkan durasi vaksinasi setiap orang yang awalnya dibutuhkan 45 menit menjadi 30 menit saja. Dengan durasi 30 menit, pelaksanaan vaksinasi disebut bisa diselesaikan dalam jam kerja normal, dengan kata lain tidak memerlukan jam kerja tambahan bagi vaksinator.

Selain vaksinasi, ia juga menyinggung pertambahan kasus di Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan, libur panjang disimpulkan berdampak pada penyebaran Covid-19. Angka kesembuhan pasien Covid-19 dilaporkan naik menyentuh angka 85 persen, angka kematian dilaporkan turun diangka 1,3 persen.

Sementara itu, distribusi vaksin di Kabupaten Bekasi rencananya mulai pekan depan. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengaku sebelumnya sudah melakukan komunikasi dengan kementrian kesehatan pada awal tahun kemarin. “Vaksin ini masih berada di provinsi, untuk distribusi Kabupaten Bekasi kami masih menunggu. Mudah-mudahan Minggu ini atau Minggu depan sudah di dapatkan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (5/1).

Hanya saja, pria yang juga sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan ini mengaku, belum bisa memastikan berapa jumlah vaksin yang akan di distribusikan pada tahap pertama ini. “Alokasi jumlahnya kami belum dapatkan berapa, mungkin bisa puluhan ribu,” ucapnya.

Dalam hal ini dirinya menegaskan, skenario yang disiapkan oleh pemerintah pusat adalah, pada April selesai tahap pertama. Artinya, jumlahnya penerima vaksin yang diusulkan akan diberikan secara bertahap. “Jadi 466 ribu itu akan bertahap. Istilahnya kami sudah siap dengan pelaksanaan vaksin tahap awal ini,” jelasnya.

Untuk tempat penyimpanan, dirinya memastikan, sudah disiapkan di wilayah Tambun Selatan. Nantinya, akan ada penjagaan yang dilakukan, mengingat vaksin ini objek yang sangat vital (penting).”Rencananya kami menyiapkan gudang farmasi di Tambun Selatan untuk penyimpanan alokasi vaksin Kabupaten Bekasi,” jelasnya.

Terpisah, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyampaikan, vaksinasi tahap satu diberikan kepada 11.983 Nakes. Dia juga meminta Nakes di Kota Bekasi untuk bersedia menerima vaksin guna menjaga keamanan diri dan lingkungan sekitar.

Hingga saat ini, pihaknya masih mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi. Setelah mendapatkan informasi pelaksanaan, pihaknya mengaku siap untuk melaksanakan vaksinasi.”Surat terakhir kita minta 30 persen atau 500 ribu jiwa. Kemarin saya singgung juga, kalau memang Pemkot harus sediakan dan bayar, kita tidak masalah,” ungkapnya.

Total saat ini sebanyak 348 Nakes terpapar Covid-19, empat diantaranya gugur dalam perjuangan melawan pandemi Covid-19. Dari jumlah tersebut, paling banyak terpapar Covid-19 di kelompok perawat, sebanyak 181 perawat.

Terhadap situasi ini, menurutnya jumlah Nakes di Kota Bekasi sampai dengan saat ini masih memadai untuk melayani masyarakat, termasuk melayani pasien Covid-19. Dalam kondisi mendesak, rekruitmen relawan Nakes dilakukan untuk melayani masyarakat.

“Tidak tahun ini, tetapi in chase tertentu, darurat karena terjadi penumpukan (kasus Covid-19), dan Nakes yang terkena. Entah (rekruitmen) 10 atau 20 orang, melakukan pemanggilan kepada orang-orang yang punya kemampuan layanan kesehatan,” tambahnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menjelaskan Pemerintah Kota Bekasi masih menunggu teknis pelaksanaan dari Pemerintah Pusat. Waktu pelaksanaan vaksinasi secara detail telah disampaikan dalam empat tahap.

Jumlah penerima vaksin sebanyak 11 ribu ini didapatkan dari Kementerian Kesehatan, dari Sistim Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SI-SDMK). Data penerima vaksin diambil dari masing-masing lembaga di pemerintah pusat.”Misalkan kalau dia Nakes, berarti kan terdaftarnya di Kementerian Kesehatan, by data penduduk, by segala macam data kesehatan dulu,” ungkapnya.

Pihaknya juga telah meminta masing-masing Puskesmas untuk melakukan simulasi di lingkungan kerja masing-masing. Saat ini komunikasi juga tengah dilakukan bersama dengan RS dan asosiasi RS untuk melakukan hal serupa melalui tenaga Vaksinator yang telah dilakukan pelatihan.

Hingga sampainya vaksin di Provinsi Jawa Barat, pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut kapan vaksin akan didistribusikan ke setiap daerah, termasuk Kota Bekasi. (sur/pra)