
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sebanyak delapan Apratur Sipil Negara (ASN) dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Bekasi meninggal karena terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan, selama dua pekan terakhir diketahui tiga ASN meningga karena virus yang menyerang saluran pernafasan ini.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengaku, tiga ASN tersebut berasal dari Dinas Kesehatan, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim), Dinas Pemuda Olaraga (Dispora) dan terakhir bertugas di Puskesmas.
“Dari data terakhir di kami, ada delapan ASN yang meninggal karena terkonfirmasi positif. Pada dua minggu terakhir ini ada tiga ASN yang meninggal karena terkonfirmasi positif,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Menurutnya, delapan ASN yang meninggal karena mempunyai komorbid (penyakit penyerta) saat terkonfirmasi positif. Seperti asma, jantung, dan diabetes. Dalam hal ini dirinya mengaku, dari delapan ASN yang meninggal, tiga diantaranya dari Dinas Kesehatan, dan selebihnya dari OPD lainnya.
Kemudian, ASN yang terkonfirmasi positif angkanya mencapai ratusan orang, mulai dari awal pandemi hingga saat ini. Dia memastikan, masih ada belasan ASN yang melakukan isolasi di Bapelkes Cikarang dan Wisma Ki Hajar Dewantara. Walaupun memang ada beberapa yang melakukan isolasi di rumah.
Setelah terjadi peningkatan kasus positif, pihaknya melakukan swab test masif kepada beberapa intansi. Selain itu, swab test masif juga dilakukan terhadap kontak erat dengan penderita yang terkonfirmasi positif.
Menurutnya, ASN harus menjadi contoh. Disamping beban kerja yang memang tidak memungkinkan selalu Work From Home (WFH), Protokol Kesehatan (Prokes) harus tetap dijaga dengan ketat.”Kemarin ada dua dinas yang melakukan rekayasa tempat kerja. Fentilasi yang sebelumnya mati, kita buka. Istilahnya ada rekayasa tempat bekerja untuk ASN,” tuturnya.
Sekretaris Daerah Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Uju menuturkan, penyebaran kasus Covid-19 yang merebak dikalangan ASN sedang dilakukan perumusan, guna mengetahui faktor penyebarannya dari mana. Pasalnya, penyebaran ini bisa saja dari luar. “Karena belum tentu dari perangkat kerja. Bisa saja dari lingkungan atau keluarga,” ucapnya.
Dia meminta Dinas Kesehatan bisa melihat betul kondisi kerja di masing-masing OPD. Selain itu, beberapa upaya lainnya sudah dilakukan, seperti melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin dan sebagainya. Kemudian, untuk pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah, bisa menerapkan WFH. “Upaya-upaya sudah dilakukan, seperti melakukan penyemprotan, WFH, dan sebagainya,” ucapnya. (pra)











