RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kehadiran Partai Gelombang Rakyat (Gelora) pada Pemilu 2024 mendatang, bakal mempengaruhi suara Partai Keadilan Sejahtra (PKS). Pasalnya, banyak pengurus Partai dan kader merupakan alumni dari PKS.
“Terlebih, gerbong Anis Matta, Fahri Hamzah, dan beberapa nama tren lainnya, lumayan besar di PKS. Tentunya, pada situasi seperti sekarang ini akan berhimbas ke daerah. Menurut saya berpengaruh, karena itu berasal dari salah satu gerbong yang ada di PKS. Jadi ibarat tubuh ada yang hilang satu,” kata Pengamat Politik Bekasi Bekasi, Adi Susila.
Pria yang juga Dosen Kebijakan Publik di Universitas Islam 45 Bekasi ini beranggapan, perpecahan yang terjadi di tubuh PKS, setelah munculnya Partai Gelora, akan merugikan keduanya. Sebab, menurutnya PKS partai menengah, susah untuk mencari keluasaan konsituen.
Dalam hal ini Adi menyebut, konsikuen PKS itu istilahnya carded market, sudah ada kelompok tersendiri. Seperti kelompok-kelompok Islam modenis, Islam dakwah di kampus-kampus yang jumlahnya tidak terlalu besar. Kemudian sekarang suara itu harus dipecah. “Menurut saya, justru ini akan merugikan kedua partai. Bisa jadi nanti tidak masuk ke parlemen. Karena PKS ini bukan partai yang kelompok besar,” tuturnya.
Harusnya, partai seperti PKS justru bisa melebarkan konsituen. Artinya, yang sudah ada dipelihara, kemudian melebarkan basis masanya. Adi mencontohkan, PKB basis masanya NU. Dan PAN basis masanya Muhamadiyah. Idealnya, harus mencari tambahan konsituen diluar itu. “Kalau sekarang pecah, kemungkinan semakin susah. Karena suara PKS ini pasti pecah. Pasti kehadiran Gelora akan merusak suara yang selama ini ada,”tegasnya.
Sementara itu, DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bekasi menilai kehadiran Partai gelora tidak akan merusak perolehan suara yang sudah berhasil diraih (didapatkan). “Enggaklah, biasa saja kalau saya mah,” kata Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi, Imam Hambali.
Menurutnya, semua orang punya hak untuk mendirikan partai politik maupun menyampaikan pendapat. “Boleh saja target mah. Orang punya harapan silahkan saja, selama mengikuti aturan perundang-undangan. Itu hak dia (Gelora) berbicara, benar atau tidak, saya enggak mau ikut campur,” ungkapnya.
Dia mengaku, saat ini pihaknya sedang membangun partai agar lebih baik dari sebelumnya. Misalkan pada pemilu 2019 lalu, PKS berhasil meraih sepuluh kursi DPRD. Untuk pemilu mendatang, PKS harus meraih 20 kursi DPRD atau lebih dari sepuluh kursi. “Saya konsen dengan PKS harus memperbaiki diri sendiri. Lebih baik dari sebelumnya. Karena berkompotisi itu dengan diri sendiri, bukan orang lain maupun partai lain,” tururnya.
Masih Imam, dirinya beranggapan, semua Partai Politik (Parpol) adalah mitra berkompotisi, sehingga tidak ada yang namanya musuh. Untuk pembuktiannya, akan dilihat pada saat Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pemilihan Legislatif (Pileg).”Nanti saat Pemilu atau Pileg, hayu kita berkompotisi. Misalkan nanti kompotisinya selesai dan ada hasilnya, itu pembuktian siapa yang menang,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua DPD Gelora Kabupaten Bekasi, Nur Cholis mengaku akan membidik suara dari para simpatin PKS. Kemudian, tolak ukur keberhasilan Partai Gelora yakni, bisa mengalahkan PKS. Khususnya, untuk di Kabupaten Bekasi.
Sekadar diketahui, Partai Gelora Indonesia telah mengantongi Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) sebagai badan hukum partai politik pada Selasa 19 Mei 2020. Sebelumnya, Partai Gelora pada 31 Maret 2020 telah secara resmi mendaftarkan diri ke Kemenkumham sebagai partai politik. Selain kepengurusan pusat, juga didaftarkan kepengurusan 34 DPW, 484 DPD dan 4.394 DPC. (pra)