RADARBEKASI.ID, BEKASI – Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) mendorong para pelaku usaha fotografi agar dapat menjalankan bisnisnya secara sehat.
“Mendorong agar para pelaku usaha fotografi bersaing secara sehat, tanpa harus merusak harga agar roda perekonomian dapat berjalan dengan baik untuk memajukan industri kreatif Indonesia,” ungkap Ketua Harian APFI Rizki Trestianto kepada Radar Bekasi melalui aplikasi pesan instan, Kamis (28/1).
Hal itu dikatakannya menyikapi maraknya pelaku usaha yang menjalankan konsep bisnis ”Foto Sepuasnya Bayar Seikhlasnya”. Pria yang akrab disapa Kiki itu menilai, konsep bisnis seperti itu telah merusak tatanan ekosistem industri fotografi yang dalam kondisi pemulihan perekonomian pasca pandemi Covid-19.
“Sekarang lagi rame di teman-teman fotografer, mereka kehilangan job karena konsep ini,” kata Kiki.
Ia menegaskan, konsep bisnis ”Foto Sepuasnya Bayar Seikhlasnya” memberikan dampak perubahan perilaku konsumen terhadap industri fotografi, yang mana ekosistem ini seharusnya bisa dijaga bersama terutama dalam kondisi pemulihan perekonomian.
“Dampak perubahan perilaku konsumen mungkin tidak terfikirkan oleh para pelaku yang mengangkat konsep foto seikhlasnya ini, namun akan memberikan efek boomerang terhadap industri fotografi kedepanya,” ucapnya.
Menurutnya, idealisme dalam berbisnis perlu diimbangi dengan pengetahuan ekonomi mikro. Tidak semerta-merta memikirkan perut sendiri, ada etikanya dalam berbisnis.
“Kami para pelaku industri fotografi sedang bersama dengan pemerintah untuk memperbaiki ekosistem dan menyiapkan regulasi, namun dirusak oleh para pengusung konsep “Foto Sepuasnya Bayar Seikhlasnya”,” cetusnya.
Konsep bisnis seperti itu tak bisa dibiarkan. Saat ini, APFI dengan beberapa organisasi lain sedang berdiskusi untuk membuat surat pernyataan sikap terhadap pola bisnis tersebut. (oke)