Berita Bekasi Nomor Satu

Demokrat Kabupaten Tanggapi Pernyataan Marzuki Alie

Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bekasi, Romli HM
Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bekasi, Romli HM
Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bekasi, Romli HM
Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bekasi, Romli HM

RADARBEKASI.ID, BEKASI – DPC Demokrat Kabupaten Bekasi menilai Marzuki Alie salah minum obat. Hal itu mengingat, Mantan Ketua DPR RI mengungkap jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali, pernyataan itu diungkapkan melalui video yang diunggah dichannel YouTube Akbar Faizal Uncensored.

“Kalau kata saya mah, Marzuki Alie salah minum obat. Ko jadi kemana-mana, Pa SBY di bentur-benturin sama Bu Megawati. Itu mah adua-aduan recean,” ujar Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bekasi, Romli HM, kepada Radar Bekasi, Kamis (25/2).

Romli menilai, Marzuki Alie dan kelompoknya ini memang sedang mencari teman. Pasalnya, dalam upaya untuk kudeta Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sudah buntu. Sehingga, berupaya mengadu domba. Namun, dirinya beranggapan, itu hal yang biasa dalam politik.

“Itu biasa, karena ada kelompok-kelompok yang ingin kudeta. Sudah jalan sini buntu, jalan sana enggak bisa. Makanya kita di adu-aduin, karena lagi cari teman kelompok mereka. Saya yakin tidak akan pernah berhasil,” ucapnya.

Dalam hal ini, Mantan Ketua Koni Kabupaten Bekasi ini menegaskan, apabila mau mendapat simpati dari masyarakat. Tentunya, berbuat baik dengan masyarakat. Bukan malah berupaya menghancurkan, karena cara itu tidak baik. Terlebih, SBY dan Megawati ini dua sosok putra dan putri terbaik bangsa. Oleh karena itu, tidak perlu di benturin.

“Mereka enggak usah di sangkut-sangkutin maupun di adu-aduin. Karena Pa SBY dan Bu Megawati dua sosok putra dan putri terbaik bangsa. Pa SBY pernah dua kali menjadi Presiden, termasuk Bu Megawati pernah menjadi Presiden,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Usup Supriatna menilai, di partainya tidak mengenal kudeta, dan masalah di internal partai sudah biasa. Artinya, di selesaikan secara internal, bukan melempar keluar, seolah-seolah mau ada kudeta pada posisi kepemimpinannya.

Usup menduga, persoalan kudeta menjadi cara untuk meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat, yang memang dari hasil survei berada di bawah. Dengan begitu, Partai Demokrat menjadi bahan pembicaraan di publik, tentunya menjadi keuntungan. “Mungkin, untuk menaikan elektabilitas partai Demokrat, yang sekarang di lihat dari surveinya di bawah, mereka di untungkan dengan adanya istilah itu,” tukasnya.

Pada persoalan ini, dirinya mengaku, tidak terlalu memahami, mengingat tidak ada relevansinya. Misalkan, isu kudeta di Partai Demokrat, dikaitkan dengan ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri. Dia menilai, ketua umum lebih unggul dibandingkan SBY.

Kata dia, Megawati Soekarnoputri itu sebagai ketua umum partai terlama yang ada di Indonesia. Sedangkan, SBY sendiri belum lama sebagai ketua umum partai. Bahkan, saat Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai Ketua Umum dan Presiden, SBY baru menjadi Menteri. “Kalau SBY itu baru kemarin. Jadi SBY itu bukan level Bu Mega, menurut saya,” ungkapnya. (pra)