RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah pondok pesantren di Kota Bekasi ada yang lebih awal memulangkan para santrinya. Alasannya agar bisa menjalankan ibadah puasa bersama keluarga dan faktor lain.
Namun sejumlah ponpes juga masih menjalankan aktivitas normal, tentunya dengan sejumlah protokol Kesehatan yang diberlakukan di tengah Pandemi Covid-19 ini.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah, H. Madinah mengatakan, ratusan santinya sudah dipulangkan sejak Minggu (25/4).”Yang kita pulangkan kemarin ada sekitar 300 santri dari berbagai kota. Kita pulangkan karena libur dan ada faktor lainnya,” kata Madinah saat di hubungi Radar Bekasi.
Namun pihak Ponpes tetap memberikan tugas kepada para santri, selama di rumah tetap belajar ilmu agama.”Intinya yang belum bisa tahlil harus menghafal di rumah. Dan belum lancar Alquran harus melancarkan bacaannya di rumah. Orang tua juga kita minta untuk berperan dalam tugas santri saat di rumah,” jelasnya.
Dijelaskanya, aktivitas Ponpes akan kembali dilakukan sepuluh hari usai Hari Raya Idul Fitri. Lanjut Pengasuh Ponpes yang juga Ketua PCNU Kota Bekasi ini mengaku, kondisi Pandemi Covid-19 diakuinya mempengaruhi proses pembelajaran.
Sementara, salah satu Pimpinan Pondok Pesantren Annur, Ahmad Ushtuchri mengaku, memang untuk Asrama Annur sampai saat ini tetap masuk dan beraktivitas seperti biasa, meski ada beberapa santri luar Jabodetabek belajar secara daring.
“Karena mereka yang masuk secara berkala itu kita tes rapid, antigen. Itu adalah syarat masuk beraktivitas di asrama,” katanya.
Soal larangan mudik, ia mengaku, rata-rata yang masuk justru santri yang ada di Jabodetabek saja. Sehingga di luar Jabodetabek itu bisa mengikuti pembelajaran melalui daring atau dari jarak jauh.
“Sampai saat ini belum ada yang kita pulangkan. Karena rata-rata santri di sini masih di dalam kota. Justru yang di luar kota dari awal memilih tidak masuk hanya melalui daring,” ujarnya.
Menurutnya, kadaan sekarang memang luar biasa dan di luar normal. Sehingga diperlukan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan bersama.
Oleh karenanya, para santri diminta tetap menjaga prokes. Untuk santri yang belajar melalui sistem daring meski tak ideal diharapkannya tetap bisa mengikuti arahan guru dan ustadz.
“Insya Allah kalau santri sudah terbiasa mandiri. Pembelajaran metode apapun tidak menjadi kendala, selain itu mereka juga sudah lama di asrama dan jauh dari orang tua tidak bergantung. Kita berharap yang ada di luar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan yang ada di asrama tetap jaga Prokes. Karena dilingkungan kita utamakan prokes,” tukasnya. (pay)











