Pandemi Covid-19 berdampak negatif pada berbagai sektor, termasuk usaha makanan dan minuman. Namun pada masa sulit ini, Brahmantyo Yudho Prabowo (25) dan Dicky Maulana (25), justru memberanikan diri membuka bisni kedai kopi yang diberi nama “Paringi Coffee & Vibes”. Bagaimana ceritanya? simak ulasannya.
LAPORAN: EKO ISKANDAR
BEKASI TIMUR
Brahmantyo Yudho Prabowo dan Dicky Maulana merupakan pemuda yang berteman sejak masih duduk di bangku kuliah. Keduanya satu almamater di Universitas Indonesia (UI), hanya jurusan berbeda. Yudho menempuh jurusan Komunikasi, sedangkan Dicky jurusan Perpajakan. Sejak lulus kuliah pada 2017, keduanya sempat jarang bertemu lantaran aktivitas pekerjaan masing-masing.
Sekitar Januari 2020, keduanya kembali bertemu dalam sebuah acara pembukaan kedai kopi milik teman mereka. Dari sinilah, ide membuka bisnis kedai kopi itu muncul.
“Pas ngobrol lagi sama Dicky, ternyata kita punya satu visi dan pemikiran yang sama buat bisnis dan membangun coffee shop. Terus dari situ kita intens buat ngobrol bareng buat bikin realisasiin coffee shop ini,” ungkap Brahmantyo didampingi Dicky, saat berbincang dengan radarbekasi.id di Paringi Coffee & Vibes yang berlokasi di Jalan Taman Pratama Blok Y No 30 Perumahan Kemang Pratama Kota Bekasi, Kamis sore (7/5).
Usai keluar dari pekerjaan, mereka mulai membicarakan konsep dan branding strategi sekitar April 2020. Sambil berjalan, melengkapi peralatan kopi serta riset ke beberapa kedai kopi di beberapa daerah.
Modal bisnisnya diperoleh dari hasil tabungan selama mereka bekerja di perusahaan. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk mempersiapkan semuanya. Sekitar Oktober 2020 atau ketika adanya kebijakan tempat usaha maksimal buka sampai pukul 18.00 WIB oleh pemerintah Kota Bekasi, Paringi Coffee & Vibes resmi dibuka.
Buka Lapangan Kerja
Saat awal buka, Paringi Coffee & Vibes hanya memiliki dua karyawan dengan masih dibantu oleh Brahmantyo dan Dicky. Pada bulan pertama hingga ketiga, bisnisnya selalu mengalami peningkatan berkat kerja keras keduanya. Omzet yang diraup setiap bulannya telah mampu menutupi biaya operasional. Kemudian, mereka memutuskan untuk menambah Sumber Daya Manusia (SDM).
“Sepanjang jalan buka ternyata lumayan oke juga, nggak sepi-sepi banget dan kita butuh bantuan SDM lain. Di luar ekspektasi. Sekarang kita punya lima karyawan,” tutur Dicky.
Mereka mengaku bersyukur, meskipun pada situasi sulit ini bisnisnya tetap stabil selama enam bulan berjalan. Bahkan telah mampu membuka peluang lapangan kerja.
“Niat kita memang buka lapangan kerja. Yang nge-apply (lowongan,Red) 900 orang, padahal butuh dua. Ada background pramugari sampai kantoran, saking butuh pekerjaan,” ungkap Dicky.
Filosofi Paringi Coffee & Vibes
Penamaan Paringi Coffee & Vibes memiliki filosofi yang cukup bermakna. Dalam bahasa Jawa ngoko, “Paringi” memiliki arti “Memberi”. Kalimat itu dijadikan sebagai patokan dalam setiap pelayanan kepada konsumen.
“Jadi filosofinya memberi kepada customer, dari memberi pelayanan terbaik, suasana terbaik, produk kualitas terbaik semua ada di sini,” tutur Brahmantyo.
Paringi Coffee & Vibes tak hanya menyasar kalangan anak-anak muda, tetapi juga keluarga. Brahmantyo dan Dicky selalu menekankan kepada karyawan agar memperlakukan konsumen seperti teman sendiri sehingga merasa nyaman dan kembali lagi.
Kedai kopi ini memiliki konsep outdoor. Brahmantyo mengungkap, konsep ini dipilih karena rata-rata kedai kopi di Bekasi ketika itu hanya berkonsep monoton: menggunakan rumah dan toko (ruko) atau gerobakan.
Masih jarang kedai kopi yang memberikan suasana kepada konsumen seperti berada di rumah sendiri yang dapat memberikan kenyaman. Meskipun saat ini diakui sudah banyak kedai kopi yang memiliki konsep serupa.
“Paringi Coffee & Vibes ini homey, dia mau nongkrong di sini, kerja di sini berasa berada di rumah sendiri,” ujarnya.
Paringi signature seperti Paleren (Paringi Gula Aren), Paremel (Paremel Caramel Latte), dan Patille (Paringi Tiramusi Latte) menjadi produk terbaik di kedai kopi ini.
Selain itu, tersedia beberapa panganan ringan seperti kentang, dimsum, dan otak-otak. Paringi Coffee & Vibes Kedai kopi berusaha mengikuti pasar dengan menyajikan produk kopi terbaik.
Pada setiap kesempatan, Brahmantyo dan Dicky riset dan mencari inspirasi dengan berkeliling ke kedai kopi di beberapa daerah seperti Jakarta dan Jogjakarta untuk manual brew. Kedai kopi yang telah didatangi antara lain, Klinik Kopi, Space Roastery, Tadasih, dan Tanamera Coffee.
“Gunanya buat ada cross market antar brand. Jadi saling berinteraksi gitu,” tutupnya. (***)