RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rumah Sakit (RS) swasta diminta untuk mengalokasikan total 40 persen dari jumlah Tempat Tidur (TT) untuk penanganan pasien Covid-19.
Sementara itu, pasien tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan untuk menahan diri ke RS di tengah tingginya keterisian tempat tidur, bahkan total delapan tenda darurat telah berdiri di halaman RSUD dr Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan bahwa identifikasi pasien perlu dilakukan dari hulu. Sehingga, pasien dengan gejala ringan seperti pusing dan demam tidak perlu ditangani di RS. Cukup di Puskesmas atau isolasi mandiri jika tidak diketemukan penyakit penyerta atau komorbid.
Pasien ber KTP Kota Bekasi maupun non Kota Bekasi membuat keterisian tempat tidur dengan kapasitas normal di RSUD Chasbullah Abdulmajid tidak lagi mampu menampung pasien. Perlu ikut serta RS swasta untuk penyediaan tempat tidur disamping usaha yang dilakukan oleh pemerintah.
“Berdasarkan intruksi menteri, bahwa rumah sakit yang ada, swasta, itu harus menyediakan 40 persen dari kapasitas tempat tidurnya. Kita juga mau nambah, nambahnya pemilahan dari hulu sampai dengan hilir,” katanya.
Sementara itu, Ketua ARSSI Kota Bekasi, Eko Nugroho mengatakan bahwa sejak jumlah kasus meningkat tajam beberapa waktu lalu, disusul himbauan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan pemerintah Kota Bekasi, RS swasta telah menambah jumlah TT isolasi pasien Covid-19. Tambahan TT berkisar 20 hingga 40 persen.
“Sudah dialokasikan lagi dari sebelumnya cuma 50 persen kapasitas, sekarang sudah mencapai 80 persen kapasitas RS untuk layanan Covid-19,” terang Eko.
Yang terjadi saat ini justru berkurangnya jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melayani pasien, lantaran sejumlah Nakes dan staff RS terpapar Covid-19.
Sebelumnya, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Rita Rogayah pada saat mengunjungi RSUD Chasbullah Abdulmajid akhir pekan lalu mengatakan bahwa penanganan pasien tidak bisa hanya bertumpu di RSUD saja. Namun, RS di Kota Bekasi mesti meningkatkan alokasi TT isolasi pasien Covid-19.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Menkes telah mengeluarkan SE, bahwa semua RS harus menyediakan TT isolasi minimal 40 persen pada kondisi BOR di wilayah tersebut menyentuh 80 persen.
“Jadi bukan hanya RSUD saja, tapi semua rumah sakit yang ada di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Salah satu penyebab tingginya keterisian TT RS di Kota Bekasi menurutnya disebabkan oleh kedatangan pasien dengan gejala ringan maupun OTG mencari bantuan konsultasi atas kondisi kesehatan mereka masing-masing. (sur)











