PODCAST itu hanya tayang sebentar di YouTube. Hanya lima jam. Sabtu sore lalu. Tapi yang melihatnya sudah mencapai 1 juta orang. Heboh. Dicekal.
Pukul 20.00, kemarin malam, YouTube menghapus podcast tersebut. Anda tidak bisa lagi mengaksesnya. Hanya saja copy podcast itu masih terus viral.
Sampai kemarin sore saya masih dikirimi banyak orang: minta konfirmasi apakah isi podcast itu bisa dipercaya.
Begitu luas pengaruh podcast itu.
“Setelah podcast saya dicabut, saya dicekal oleh YouTube. Selama satu minggu tidak boleh upload,” ujar Babeh Aldo, si YouTuber itu.
Waktu menonton podcast kiriman itu saya tertawa berkali-kali. Lalu saya cari si Babeh Aldo. Ketemu.
Kemarin petang saya telepon Aldo: lagi di rumahnya di Karawang. Yang juga menjadi studio podcast-nya.
Isi podcast Aldo umumnya mengenai berita yang lagi aktual. Babeh Aldo memang aktif mereaksi keadaan. Hari itu ia melihat video dr Lois. Yang lagi diwawancarai pengacara top Hotman Paris Hutapea. Yang viralnya luar biasa.
“Lalu saya mengerahkan anak-anak untuk mencari nomor telepon dr Lois,” ujar Babeh Aldo. “Saya cari-cari juga lewat Twitter. Saya beri judul yang agak bombastis: gua cari lu!” ujarnya.
Akhirnya Aldo mendapat nomor WA dr Lois dari netizen. “Saya WA tidak jawab. Saya telepon juga tidak diangkat,” ujar Aldo.
Jumat malam lalu Aldo baru bisa kontak. Tapi, kata Aldo, Lois masih sibuk menerima pasien Covid. Lois baru bisa podcast Sabtu sore. Pukul 13.30. Selama 30 menit.
Pukul 15.00 podcast itu diunggah ke YouTube. Hanya berumur lima jam. Pukul 20.00 dicabut oleh YouTube.
Aldo lantas menerima email dari YouTube. Bunyinya:
“YouTube doesnt allow content that explicitly disputes the efficacy of local health authorities or World Health Organization (WHO) guidance on social distancing and self isolation that may lead people to act against that guidance.”
Di podcast tersebut dr Lois memang jelas anti-mainstream. Dia menyebut yang membuat orang meninggal justru banyaknya obat yang diberikan kepada pasien Covid-19. Saturasi turun pun akibat obat.
Aldo sendiri dalam podcast tersebut menyatakan sikap setuju dengan pendapat dr Lois.
Yang lebih seru sebenarnya di Instagram dr Lois. Dia jawab semua serangan padanyi. Terutama serangan dari para dokter. “Hanya orang yang IQ-nya di atas 200 yang bisa mengerti dan menerima penjelasan saya,” tulisnyi di Instagram.
Lois tampak jengkel atas serangan dr Tirta di medsos. Lois tidak akan mau melayani dr Tirta. Yang dia anggap bukan kelasnyi.
Dokter Lois juga tidak akan mau mendatangi panggilan organisasi dokter IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Dia menilai banyak dokter sudah jadi abdi obat dan vaksin.
Sebenarnya IDI sudah tidak mengakui dr Lois. Nomor anggota pun tidak ada. Tapi Lois memang dokter. Lulusan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Lalu belajar ilmu anti tua di Malaysia. Dengan ilmu itu, katanyi, bisa membuat orang lima tahun lebih muda dari umur sebenarnya.
Saya tidak berhasil menghubungi dr Lois. WA saya juga tidak direspons. Padahal ada satu pertanyaan penting yang akan saya ajukan: apakah dia juga mendengar kalau teman-temannyi menganggapnyi punya gangguan jiwa. Dan apakah dia merasa seperti itu. Juga apakah dia pernah ke dokter jiwa.
Tentu pertanyaan itu tidak terjawab. Tapi dari penampilan podcast-nyi dengan Babeh Aldo, dr Lois tampak cerdas. Wajahnya juga segar dan antusias. Tidak terlihat ada sisa-sisa gangguan jiwa. Atau saya yang tidak pandai melihatnyi –saya kan bukan dokter ahli jiwa.
Teman seangkatannyi, seperti tersiar di medsos, juga mengakui Lois orang cerdas. Tapi ia tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
“Saya bisa podcast dengan dokter Lois berkat bantuan suaminyi,” ujar Babeh Aldo.
Sang suami orang Makassar. Muslim. Pecinta habaib. “Ia sendiri yang mengatakan bahwa ia pencinta habaib,” ujar Aldo mengutip ucapan sang suami. Habaib adalah bentuk jamak dari Habib –keturunan Nabi Muhammad.
Babeh Aldo sendiri bagian dari Habib. Babeh Aldo adalah nama di medsos. Nama aslinya: Mohamad Ali Ridlo. Marganya: Assegaf. Pengacara terkemuka yang meninggal minggu lalu itu, Moh Assegaf SH, adalah familinya.
“Saya pilih nama Babeh Aldo agar lebih umum,” katanya. Babeh sebagai pengganti kata Abah. Aldo singkatan Ali Ridlo.
Aldo baru delapan bulan jadi YouTuber. YouTube-nya yang pertama adalah ketika ia merespons pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD. Yang mengatakan penyambut Habib Rizieq tidak akan banyak.
Ketika ternyata Habib Rizieq disambut lautan manusia, Aldo pun mengunggahnya ke YouTube. Meledak.
Sampai hari ini sudah sekitar 800 video yang ia unggah ke YouTube. Banyak sekali yang mengenai Habib Rizieq. Ratusan.
YouTube kini menjadi sumber penghasilan utamanya. Satu bulan bisa mendapatkan Rp 17 juta.
Hasil itu ia pergunakan untuk menghidupi anak-anaknya. Ia punya 17 anak asuh –semuanya yang berhasil ia jauhkan dari kenakalan. Karena itu meski ia sendiri belum dikaruniai anak, Aldo dan istri tidak merasa sepi.
Ia dapat pinjaman tanah di sebelah gudang barang bekas. Di satu tempat 8 km dari rumahnya. Ia bangun kamar-kamar untuk mereka.
Aldo lahir di Surabaya. Umurnya kini 41 tahun. Waktu kecil ia dititipkan di pondok Bangil dan Singosari. Lalu masuk SMP Wahid Hasyim di Surabaya Utara. Setamat SMAN 7 Surabaya ia merantau ke Kaltim. Dakwah di sana.
“Dr Lois itu orang Kaltim?” tanya saya.
“Rasanya dia orang Dayak dari pedalaman Kaltim bagian utara,” ujar Aldo. Dari wajahnyi yang putih dan cantik rasanya dr Lois memang dari sana.
Dokter Franky, ketua IDI Kaltara membenarkan bahwa dr Lois pernah bertugas di Sebatik dan Tarakan. Namun izinnya sudah dicabut. Dokter Franky kebetulan satu gereja dengan dr Lois.
Podcast-podcast Aldo sangat kritis. Tapi baru sekali ini dicopot dari YouTube dan baru sekali ini pula ia dicekal. (Dahlan Iskan)