RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Sampai saat ini tercatat baru delapan orang yang diamankan Polres Metro Bekasi Kota, buntut kasus bentrokan di halaman Kampus Unkris Krisnadwipayana, Jalan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, pada Selasa (31/8).
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Aloysius Suprijadi mengatakan, delapan orang berasal dari dua kubu Organisasi Masyarakat (ormas) yang terlibat pertikaian.
“Saat ini total ada delapan dari dua kelompok. Proses hukum tetap berjalan,” kata Aloysius, Rabu (1/9).
Aloysius menjelaskan, pihaknya sudah melakukan mediasi antar-ormas. Hasilnya, tokoh dari kedua kubu sepakat agar kasus diselesaikan melalui jalur hukum.
“Sepakat menyerahkan masalah ini melalui proses hukum, kemudian sepakat menjaga kebersamaan, keselamatan dan keamanan,” imbuhnya.
Mediasi diikuti tokoh dari kedua kubu ormas, masing-masing dari mereka berjanji mengawal proses hukum hingga tuntas.
“Kami dari Polres Metro Bekasi Kota akan melakukan penegakan hukum mengungkap terjadinya korban, para tokoh (ormas) punya integritas memastikan akan membantu dalam proses penegakan hukum,” tutupnya.
Sementara, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Krisnadwipayana, Dwiki Hendra Saputra, mengaku permasalahan internal yang terjadi di kampusnya sudah terjadi cukup lama.
“Saya mengecam adanya tindakan-tindakan premanisme untuk mendukung pihak-pihak yang bersengketa disini,” kata Dwiki, kepada Pojokbekasi.com (Grup Radar Bekasi), Rabu (1/8).
Akar permasalahannya, kata Dwiki, yakni pergantian jabatan rektorat yang belum habis masa jabatannya dan digantikan oleh rektorat baru.
“Ya memang sumbu awalnya itu adalah pergantian rekrorat, ditengah masa jabatan rektorat, sebelum sampai masa jabatan rekrorat. Kericuhan seperti ini baru dua kali ya, sebelumnya hanya melibatkan cekcok mulut saja,” tegasnya.
Namun, kata dia, para mahasiswa sendiri mengambil sikap netral kasus internal kampusnya yang sedang berlangsung itu.
“Kita belum bisa mengambil kesimpulan itu dari kubu mana, itu dari kubu mana, kita belum bisa menyimpulkan,” tegasnya.
“Tapi yang bisa saya sampaikan adalah mahasiswa Unkris ada di pihak tengah dan tidak memihak pada siapapun,” tambahnya.
Dirinya menjelaskan bahwa kasus permasalahan Internal kampus hingga membawa-bawa ormas sampai terjadinya bentrokan.
Dwiki menyampaikan cek-cok antar ormas ini sudah dua kali terjadi di kampusnya. Namun pada pertama, tidak sampai menimbulkan bentrokan.
“Ya baru-baru ini aja, sebelumnya yang masuk sini hanya mahasiswa dan memang orang yang berkepentingan yang hadir disini,” ucapnya. (dil/pjk)