RADARBEKASI.ID, BEKASI – Saat musim kemarau tiba, sebagian warga Kabupaten Bekasi mulai resah. Kebutuhan air untuk persawahan serta mandi cuci kakus (MCK) tidak sebanding dengan debit air yang didapatkan.
Bagi warga wilayah utara, menggunakan mesin air saat musim kemarau merupakan hal yang sia-sia, kecuali menggunakan jetpump dengan biaya yang mencapai puluhan juta rupiah. Sebagian besar mereka mengandalkan sumur.
Seperti di Kampung Kedungringin Desa Sukaringin Kecamatan Sukawangi, warga harus menyaring terlebih dahulu air menggunakan campuran pasir, abu sawah, busa dan pakaian bekas untuk merubah warna air dari warga kuning menjadi sedikit jernih. Bertahun-tahun mereka melakukan itu saat musim kemarau tiba.
Mendekati wilayah Cikarang. Warga Desa Sukaraya Karangbahagia terus dihantui air hitam akibat pembuangan limbah perusahaan yang mengalir di saluran irigasi yang masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan MCK warga.
Hingga saat ini tidak ada tindakan tegas dari pemerintah maupun pihak berwajib untuk menindak pencemaran sungai Cilemahabang meskipun sudah diketahui perusahaannya. Kini, Pemerintah Kabupaten Bekasi berfokus menormalisasi sungai-sungai dari sampah rumah tangga maupun bangunan liar untuk membuka saluran irigasi persawahan yang mengalami kekeringan di 23 desa. (ris)