RADARBEKASI.ID, PONDOK GEDE – Keluarga korban pembunuhan AY (19), terpaksa harus membongkar makam yang baru ditimbun sepekan lalu untuk keperluan otopsi, hari ini. Teka-teki kematian AY mulai menemukan titik terang, dugaan pembunuhan menyeruak ke permukaan setelah saksi yang sama-sama bermain di Tempat Kejadian Perkara (TKP) membuka kondisi awal korban ditemukan tak berdaya tepat di depan kamar mandi rumah nomor 162, RT 05/02, Swadaya 3, Kelurahan Jatiwaringin.
Kepergian AY (19) masih menjadi misteri keluarga dan warga di lingkungan Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.
Selasa (18/1) siang sekira pukul 10:30 WIB, warga sekitar TKP termasuk keluarga korban mendengar korban jatuh sebelum akhirnya dipastikan korban sudah dalam keadaan tak bernyawa di Rumah Sakit (RS). Diketahui saat itu korban bersama-sama dengan tiga orang lain termasuk terduga tersangka berinisial T (20), keduanya sama-sama berusia dewasa. Sementara dua orang lainnya diketahui masih dibawah umur.
Keempat orang tersebut berada di rumah MG (13), kondisi rumah kosong, tidak ada orang tua MG yang sehari-hari berdagang. MG dan satu rekannya asik bermain telepon pintar di bagian depan rumah, tidak lama berselang AY dan T datang menyusul ke rumah MG.
Terduga tersangka meminta teman MG untuk membeli tali rafia, entah akan digunakan untuk apa. Setelah itu, AY dan T bergerak ke dalam rumah, keduanya diketahui beraktivitas di area dapur berdekatan dengan kamar mandi, tidak terdengar suara apapun dari AY dan T saat berada di dalam rumah.
Beberapa waktu AY dan T berada di dalam rumah, MG ke dalam rumah dengan tujuan ke kamar mandi, saat itu ia melihat AY sudah dalam keadaan kaki dan tangan terikat di bagian belakang badan.
“Keadaannya sudah diikat kaki sama tangan ke belakang, posisinya sujud korbannya. Abis itu saya suruh lepasin, kasian, pas saya lihat lagi mulutnya sudah ketutup pakai lakban warna hitam,” kaya MG, Senin (24/1).
Situasi awal korban tidak berdaya diketahui oleh MG, saat itu T merasa panik, memanggil warga sekitar memberitahu kondisi AY tidak berdaya lantaran terjatuh di dalam rumah. Bahkan, T mendatangi rumah AY untuk memberitahukan keluarganya.
Saat didatangi warga dan keluarga AY, kondisi AY berubah, dalam kondisi setengah tidur, bersandar di tembok bangunan rumah, tidak terikat kaki dan tangannya. Tidak ada darah di sekitar lokasi AY tergeletak membuat warga dan keluarga tidak berfikir ada yang tidak wajar dari kepergian AY.”Saya lihat matanya sudah merem aja, diikat pakai tali rafia,” tambahnya.
Lokasi AY tergeletak tepat di bagian dapur rumah MG, di sekitarnya ada pintu masuk kamar mandi dan tangga rumah akses menuju lantai dua rumah. Asumsi bermunculan saat mendengar awal mula AY terjatuh, ada yang menduga jatuh dari tangga rumah.
Namun, bekas jeratan di tangan dan kaki AY menimbulkan tanda tanya warga di sekitar lokasi, begitu juga dengan keluarga korban. AY dan T diketahui sudah saling mengenal, hubungan mereka sebagai teman, sementara T merupakan tetangga MG, tinggal tidak jauh dari rumah MG.
Setelah AY dimakamkan, MG baru memberanikan diri untuk berbicara apa yang pertama kali ia lihat. Orang tua MG, Agus Supriyadi (54) pun tidak menaruh curiga atas peristiwa yang terjadi di rumahnya, hanya berfikir korban terjatuh di dalam rumah.
“Bilangnya jatuh, kita nggak ada yang curiga, waktu itu posisinya di dapur, dapur saya juga posisinya agak ke bawah, mungkin beneran jatuh kena tangga,” katanya.
Belakangan anaknya baru bercerita bahwa ia mendapati AY dalam kondisi terikat kaki dan tangannya, MG juga mengaku sempat diancam oleh T untuk tidak memberitahu apa yang ia lihat pertama kali.
“Waktu itu takut ngomong, tapi perasaan dia (MG) ganjil kali ya, akhirnya dia cerita ke saya langsung (cerita) ke pihak korban juga, itu setelah kejadian, jadinya ketahuan (AY) diikat,” tambahnya.
Setelah kabar ini menyeruak, T tidak lagi di jumpai di lingkungan rumah, diduga melarikan diri. Terakhir T dilihat oleh warga sekitar Kamis (20/1).
Sampai di telinga keluarga AY, kecurigaan keluarga korban dilaporkan kepada pihak kepolisian Sabtu (22/1). Keluarga korban saat dijumpai belum bisa bercerita, orang tua diketahui masih syok atas kepergian anaknya.
Informasi yang dihimpun dari keluarga AY, rencananya hari ini makam AY dibongkar untuk dilakukan autopsi.”Saya sudah dapat informasinya 3 atau 4 hari yang lalu mau di autopsi, tapi validnya (pelaksanaan autopsi) besok,” kata salah satu keluarga korban, J (35).
J mengaku tidak bisa bercerita banyak perihal peristiwa yang menimpa sanak keluarganya. Namun, ia meyakini ada hal tidak wajar yang terjadi pada AY hingga meregang nyawa, hari itu korban masuk kerja malam hari.
Informasi yang ia terima dari keluarga yang tinggal serumah dengan AY, korban dijemput oleh T Selasa pagi, sebelum akhirnya menerima kabar duka. Keluarga mengaku melihat bekas jeratan di tangan dan kaki korban, namun lantaran dalam keadaan panik, keluarga tidak berfikir dugaan pembunuhan atas kepergian AY.
Autopsi diinginkan oleh keluarga korban agar terbuka penyebab kematian AY sepekan yang lalu.
“Saya maunya kalau jatuh dari tangga pun apa sih yang luka, apa ada benjolan, atau bekas jatuh kita nggak sempat perhatiin itu,” ungkapnya.
Saat ini, ditemukan pamflet berisi narasi pencarian orang berikut menyertakan foto tersebar di media sosial. Diberitahu bahwa sosok dalam pamflet tersebut merupakan terduga pelaku kasus pembunuhan di wilayah Jatiwaringin.
Kasus ini tengah dalam penanganan polisi, dipastikan pembongkaran makam dan autopsi dilakukan hari ini, Selasa (25/1) pagi.
“Laporan sudah diterima, proses penyelidikan sudah berjalan,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Alexander Yurikho.
Terduga pelaku juga dikabarkan masih dalam pencarian pihak kepolisian. (Sur)