
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perubahan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi pembelajaran tatap muka (PTM) 50 persen di Kota Bekasi berpengaruh terhadap pemberian izin orang tua kepada anaknya. Beberapa orangtua tak mengizinkan kembali anaknya mengikuti PTM di tengah pandemi Covid-19.
PTM dengan kapasitas 100 persen di wilayah ini sempat dihentikan sementara selama kurang lebih satu minggu karena terjadi lonjakan kasus Covid-19. Sehingga diberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Setelah seminggu kemudian, melalui Surat Edaran (SE) Nomor 421/1022/SETDA TU, PTM kembali diizinkan secara terbatas dengan kapasitas 50 persen. Kepala SMP PGRI II Bekasi Ma’mun Murod mengatakan, orang tua tidak lagi mengizinkan anaknya untuk ikut PTM setelah sempat diberlakukannya PJJ.
“Ada pengaruhnya, namun tidak cukup banyak. Hanya beberapa orang tua siswa yang tidak mengizinkan kembali anaknya untuk PTM,” jelasnya.
Namun secara garis besar, pihaknya mengatakan bahwa orang tua sudah cukup bijak untuk kembali mengizinkan anaknya melaksanakan PTM kembali di sekolah.
“Mereka orang tua siswa yang tidak mengizinkan anaknya karena memang anaknya sakit, tapi secara garis besar orang tua sudah mengambil keputusan yang cukup bijak,” katanya.
Sementara, Kepala SDN Jatiasih X Kota Bekasi Sadiah mengatakan, pihaknya sempat memperkirakan pemberlakukan PTM akan berpengaruh terhadap pemberian izin orang tua kepada anaknya.
“Saya kira PJJ kemarin akan berpengaruh terhadap izin orang tua, ternyata tidak orang tua siswa tetap mengizinkan anaknya untuk PTM 50 persen,” ujar Sadiah.
Melalui surat edaran terbaru, orang tua siswa dapat memilih untuk melaksanakan PJJ ataupun PTM. Ia bersyukur banyak orangtua mengizinkan anaknya ikut PTM.
“Alhamdulillah orang tua tidak takut untuk melakukan PTM kembali, seluruh orang tua mengizinkan anaknya untuk datang ke sekolah dan belajar tatap muka,” ungkapnya.
Menurutnya, orang tua siswa saat ini sudah cukup cerdas dalam memilih keputusan. Sehingga dengan adanya vaksinasi anak, ketakutan orang tua siswa tidaklah terlalu tinggi.
“Orang tua siswa saya rasa sudah memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang Covid-19 ini. Dibantu dengan adanya vaksin anak, kekhawatiran siswa tidaklah terlalu tinggi,” pungkasnya. (dew)











