RADARBEKASI.ID, BEKASI – Polres Metro Bekasi, mendatangi pedagang daging sapi, di Pasar Baru Cikarang, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, untuk mengantisipasi terjadinya aksi mogok, serta gangguan keamanan, agar aktivitas perdagangan tetap berjalan normal.
Dalam kesempatan itu, Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Gidion Arif Setyawan bersama tim, mendatangi satu persatu lapak dan berdialog mendengarkan keluhan para pedagang. Sekaligus menghimbau agar para pedagang tidak terpancing isu-isu yang bisa mengganggu aktivitas di Pasar Baru Cikarang.
“Terkait rencana aksi mogok para pedagang daging sapi, kami akan melakukan pengamanan terhadap situasi Pasar Cikarang, terutama lapak daging sapi di Pasar Baru Cikarang ini, supaya tetap bisa berjualan, kemudian roda perekonomian berjalan terus,” kata Gidion, usai melakukan peninjauan, Minggu (27/2).
Mantan Direskrimum Polda Jatim ini berharap, para pedagang tidak menggelar aksi mogok berjualan, karena hal tersebut akan berdampak bagi sektor perekonomian di wilayah Kabupaten Bekasi.
“Kami hanya sebatas melakukan pengamanan preventif, dengan melibatkan semua stakeholder dari Polres, dari Pemda setempat, serta pihak pasar,” terangnya.
Dari hasil dialog yang dilakukan dengan beberapa pedagang, serta stakeholder yang ada di pasar daging tersebut, Gidion memastikan, tidak akan ada aksi mogok yang dilakukan oleh para pedagang, di Pasar Baru Cikarang.
“Jadi, sudah ada kesepakatan dari para pedagang daging sapi, untuk terus meningkatkan sistem penjualan daging, dan kelanjutannya. Maka situasinya aman, ketersediaan cukup, dan tidak ada persoalan dalam pendistribusian,” bebernya.
Salah satu pedagang daging di Pasar Andi (31) menuturkan, dampak dari semakin tingginya harga, membuat pedagang harus mensiasati, agar tidak terus merugi.
“Ya kalau kami sih ngikut yang dijagal, kalau ada pemotongan daging sapi, ya kami pengennya dagang, tapi jika tidak ada, mau nggak mau ikut libur (mogok) juga,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso (Papmiso) Indonesia, Bambang Hariyanto mengungkapkan, pedagang daging mulai mengeluhkan harga yang terus naik. Padahal, lebaran masih tiga bulan lagi, ditakuti harga daging ini bisa di angka Rp 160 ribu perkilonya. Oleh sebab itu, harus ada tanggapan serius dari pemerintah pusat.
“Mudah-mudahan ini bisa langsung ditanggapi pemerintah, untuk menata ulang tata kelola daging. Sebab, ini harus dibenahi, karena sistem tata kelolanya dari dulu selalu begini, setiap tahun naik, mau lebaran naik,” sesalnya.
Dengan naiknya harga daging sapi, dirinya berencana untuk mengubah ukuran bakso, dalam menyiasati pendapatan.
“Karena bakso ini kan bahan utamanya daging sapi. Pasti akan kami lakukan untuk menyiasati, ukurannya diperkecil atau mungkin ditambah campuran sagu,” tutur Bambang. (pra)











