Berita Bekasi Nomor Satu

Vaksinasi Anak Diarahkan ke Puskesmas

VAKSINASI: Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 bagi anak 6-11 tahun di SDN 01 Jakasetia. Capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua bagi anak usia 6-11 tahun di Kota Bekasi cukup tinggi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua bagi anak usia 6-11 tahun di Kota Bekasi cukup tinggi. Untuk mengejar capaian 100 persen, vaksinasi tidak lagi difokuskan di sekolah.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat per 7 September, secara persentase capaian vaksinasi dosis pertama 89,78 persen dan dosis kedua 65,40 persen.

Staf Khusus Wali Kota Bidang Kesehatan Sudirman mengatakan, vaksinasi saat ini tidak lagi difokuskan di sekolah-sekolah. Sehingga siswa yang belum mendapatkan vaksinasi dapat mengunjungi beberapa sentra vaksinasi yang disediakan oleh pemerintah.

“Saat itu tempat vaksinasi kami fokuskan di sekolah untuk lebih mudah, karena angkanya capaiannya belum tinggi. Karena saat ini angka capaiannya sudah cukup tinggi, vaksinasi diarahkan pada puskesmas atau di beberapa sentra yang disediakan Pemerintah Kota Bekasi,” terangnya.

Sudirman terus mengajak agar pihak sekolah dan orangtua dapat menyukseskan vaksinasi anak. Dengan demikian, nantinya kegiatan belajar mengajar tatap muka dapat dilakukan dengan aman.

“Kami terus menggerakan sekolah dan orangtua siswa untuk menuntaskan program vaksinasi anak. Agar jika Kota Bekasi mengalami penurunan level, kegiatan pembelajaran akan dapat dilakukan lebih aman,” tuturnya.

Sementara Kepala SDN Jatisari III Kota Bekasi Nurwanto mengatakan, mayoritas siswanya telah menerima vaksin Covid-19 baik dosis pertama maupun kedua.

“Dari 230 total siswa saya yang ada di sekolah, pencapaian vaksinasi dosis pertama dan kedua sudah mencapai angka 75 persen,” ujarnya.

Adanya siswa yang belum divaksin, kata dia, disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, mulai dari tidak mendapatkan izin dari orangtua hingga memiliki penyakit penyerta,

“Agak sulit juga, karena dari angka persentase yang sudah diperoleh sisanya itu orangtua ada yang gak izinin ada juga siswa yang punya penyakit bawaan,” tuturnya.

Dirinya mengaku terus berusaha meyakinkan orangtua agar dapat mengizinkan anaknya untuk menerima vaksin sebagai usaha meningkatkan kekebalan tubuh.

“Masih terus diingatkan dan kami berikan pemahaman, tetapi kami tidak ingin memaksa karena jika memaksa takut berdampak tidak baik kepada pihak sekolah,” ucapnya.

Pihaknya sekolah mengarahkan bagi siswa yang belum melakukan vaksinasi agar dapat mendatangi sentra atau gerai vaksinasi terdekat dari tempat tinggalnya.

“Sekarang kami sudah arahkan orangtua siswa untuk vaksin di puskesmas, karena kegiatan vaksinasi di sekolah sudah dilakukan. Jika sudah melakukan vaksin maka orangtua siswa bisa melaporkan ke pihak sekolah,” pungkasnya. (dew)