RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, terpaksa merujuk anak berusia 11 tahun, RAP ke RSCM Jakarta, setelah mengalami obesitas.
Pasalnya, RSUD Kabupaten Bekasi, belum ada dokter sub spesialis endokrin anak, sehingga harus dirujuk ke RS kelas A. Untuk diketahui, putra kelima dari pasangan Samin (49) dan Punih (50) ini, memiliki berat mencapai 115 kilogram (kg).
Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Kabupaten Bekasi, Alamsyah menuturkan, penanganan RAP, dilanjutkan dengan merujuk ke RSCM Jakarta, karena memang fasilitas di RSUD belum memadai. Sekaligus itu juga menjadi keinginan keluarga.
“Penanganan dilanjutkan dengan merujuk ke RSCM jakarta, sebab di RSUD Kabupaten Bekasi, belum ada dokter sub spesialis endokrin anak,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Minggu (13/3).
Pria yang juga sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi ini menuturkan, penyebab seseorang terkena obesitas, banyak hal, salah satunya karena memang hormon dari orang tersebut. Kemudian, penyembuhannya tergantung penyebabnya.
“Untuk penyembuhannya sesuai penyebab, nanti akan dicari tahu dulu apa penyebabnya. Biasanya karena hormonal pada anak,” tuturnya.
Orang tua RAP, Samin menceritakan, kenaikan berat badan anaknya itu bermula sejak usia 2,5 tahun. Ketika lahir sudah memiliki berat badan 4,2 kilogram.
“Beratnya naik drastis pada usia dua tahun,” ucapnya saat ditemui di rumahnya, Jumat (11/3) lalu.
Samin juga mengungkapkan, sejak awal Januari 2022, berat badan RAP kian bertambah mencapai 90 kilogram.
“Saat berat badannya masih 90 kilogram, masih bisa main sama anak-anak, naik odong-odong sama jalan kaki ke rumah saudaranya,” terang Samin.
Berat badannya kian bertambah dan susah untuk berjalan sejak dua bulan terakhir, ketika beratnya mencapai 105 kilogram, dan kini 115 kilogram, dan nafsu makan RAP tinggi.
“Makan tidak ada hentinya, begitu juga dengan jajanan anak-anak, seperti chiki, mie, es, cilok,” bebernya.
Sejak berat badannya naik, RAP memutuskan untuk berhenti dari bangku sekolah kelas tiga Sekolah Dasar, karena malu.
Ketika dijumpai, RAP kerap melemparkan senyum sambil mengacungkan jempolnya saat difoto. Tingkah kanak-kanak pada umumnya pun masih tersirat saat menonton film, dan meminta smartphone kepada Ibunya.
Tak lama, ambulan dari Puskesmas Babelan datang, keluarga bersiap-siap untuk mengantarkan RAP menuju RSUD Cibitung Kabupaten Bekasi, untuk menjalani perawatan.
Ketika dibawa menuju ambulan, RAP masih bisa berjalan, kemudian butuh lima orang dewasa untuk mengangkatnya ke dalam ambulan. (pra)











