RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kepadatan lalu lintas tidak lagi ditemui satu hari setelah race MotoGP di sekeliling arena Sirkuit Internasional Mandalika. Semua ruas jalan basah lantaran cuaca di kawasan Mandalika gerimis siang kemarin, situasi ini memberi kesejukan bagi setiap orang yang berada di sana.
Laporan : Surya Bagus
LOMBOK TENGAH
Kelelahan menghinggapi setiap penonton yang tiba di parkir timur dari area sirkuit, mereka berjalan kaki. Kemacetan di puncak event kemarin berlangsung pagi hari saat penonton datang, kondisi makin parah terjadi pada sore hingga malam hari pada waktunya penonton pergi meninggalkan arena sirkuit.
Sekira pukul 15:00 WIB, lalu lintas di sekeliling area sirkuit maupun rus jalan menuju area tersebut dari segala penjuru nampak sangat lengang, tanda-tanda akan terjadi kepadatan lalu lintas pun tidak ada.
Tim Gerakan Anak Negeri (GAN) melintasi beberapa ruas jalan siang kemarin, termasuk Jalan Bypass BIL Mandalika, semua lengang. Tepat di depan pintu masuk sirkuit, nampak jajaran kendaraan terparkir, rombongan pengunjung datang untuk sekedar berfoto atau berbelanja oleh-oleh pakaian dan aksesoris.
Rintik hujan tidak menyurutkan niat mereka, tetap antusias meski rangkaian event telah selesai. Tim berjumpa dengan pawang hujan bernama Rara Istiati Wulandari, aksinya viral saat melakukan ritual di area utama event, aksi Rara juga viral di media sosial.
Masuk sekira 50 meter ke dalam area sirkuit, tim berjumpa dengan Rara, saat itu ia tengah makan siang di dalam tenda berwarna putih. Menunya ikan dengan sedikit nasi.
Tepat di depan tenda, nampak tumpukan kayu mengeluarkan asap dibakar api kecil. Rara mulai bekerja di mengendalikan hujan sejak 1 Maret, di dahului singgah di pulau lain, dan bersedekah ke beberapa masjid di Lombok. Cara ini dilakukan untuk menjaga suhu di sekitar arena sirkuit, juga untuk menjaga kualitas aspal, cuaca di area sirkuit relatif panas, itu dirasakan oleh tim saat datang menyaksikan babak kualifikasi, hujan baru turun pada puncak race MotoGP.
Saat ditemui suara Rara terdengar serak, ia mengaku sedang terserang radang tenggorokan. Hal ini lantaran ia harus menyesuaikan cuaca, kadang minum air dingin untuk memanggil hujan, kadang meminum air hangat untuk memanggil panas.
“Tapi kalau panas, saya harus minum anget. Karena kan dingin, panas, dingin, panas, tenggorokan saya kena,” ungkapnya, Senin (21/3).
Kemarin, hujan deras mengguyur arena sirkuit disertai petir. Sedianya pawang hujan diperlukan untuk memberi rasa aman kepada pada pembalap, sayang Rara kesulitan akses masuk arena sirkuit saat itu.
Bukan hujan deras disertai petir yang dikehendaki saat itu, melainkan gerimis untuk menjaga suhu, sehingga pembalap dari belahan dunia lain tidak kesulitan beradaptasi dengan cuaca saat bertanding. Penyekatan menjadi salah satu faktor Rara tidak bisa bebas akses ke area sirkuit.
“Sebenarnya yang dipanggil itu gerimis, bukan hujan badai, karena kita orang Indonesia sama orang bule cuacanya beda. Jadi ini lihat diademkan supaya yang balap sama aspalnya itu suhunya enak,” tambahnya.
Kemarin event sudah selesai, pekerja mulai bersih-bersih di area sirkuit. Rara tetap bekerja, cuaca saat itu gerimis, ia ingin pekerja bisa maksimal dengan suhu tidak terlalu panas, maupun hujan terlalu deras. Hujan digeser menyesuaikan aktivitas di area sirkuit.
Menanggapi aksinya yang viral di media sosial, Rara hanya menganggap itu bonus. Paling penting, event internasional yang diselenggarakan di Indonesia berjalan lancar. Meski banyak yang ingin berjumpa setelah viral, Rara memilih tidak tergesa-gesa menanggapi, ia ingin menghabiskan waktu untuk istirahat setelah bertugas di hari terakhir, Selasa (22/3) hari ini.
Selain event ini, ia mengaku kerap membantu event-event kenegaraan. Diantaranya pelantikan presiden hingga laga tim nasional, tapi Rara tak mau diberi jabatan, hanya bersedia dipanggil secara khusus. Untuk event ini, ia mengaku dibayar tiga digit, atau ratusan juta.
Sedikit bercerita tentang dirinya, Rara lahir dari keluarga yang memiliki kemampuan spiritual, ia melanjutkan kemampuan yang dimiliki keluarganya.
Rara telah dikenal dunia, tapi ia mengaku lebih senang berbuat untuk Indonesia. Panggilan ke negara lain menyesuaikan waktu dan kondisi kesehatan.”Tergantung jadwal, kesehatan saya, karena saya lebih senang terlahir di Indonesia, kerja di Indonesia,” tukasnya.
Dari arena sirkuit, tim bergerak ke kantor dinas Gubernur Nusa Tenggara Barat. Berbincang mengenai alur pelayanan transportasi hingga kemacetan yang dikeluhkan oleh penonton.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengaku telah menerima masukan banyak sesaat setelah event MotoGP selesai. Disampaikan bahwa tidak mudah memanage lalu lintas dalam pelaksanaan event dunia, meski persiapan sudah maksimal dilakukan, simulasi telah dilakukan setiap hari. Diyakini hal serupa juga terjadi di negara lain pada pelaksanaan event dunia.
“Bukan ingin membela diri, tetapi kemarin itu kita kan ada kalkulasi yang meleset lah, karena banyak penumpang yang membawa mobil pribadi. Ini event pertama banyak pejabat datang, jadi yang semula kita kira dua jadi lima, ada enam, sehingga ketika keluar tentu ada kendala,” paparnya.
Persoalan selanjutnya, kepadatan penumpang yang akan menaiki bus pengumpan ditambah dengan padatnya lalu lintas memperparah situasi. Diakui terjadi keterlambatan penjemputan penumpang menuju area parkir.
Meski demikian, konser music di dalam arena sirkuit disebut ikut andil mencairkan emosi penonton. Berbagai masukan usai event berguna bagi pemerintah dan penyelenggara event.
“Tentu wajar kalau ada kemarahan atau kesal, lapar, kehujanan, capek, lelah, bersintesa menjadi satu, ya wajar,” tambahnya.
Menurutnya, untuk memperbaiki penyelenggaraan event terutama pada sektor transportasi ini merupakan kerjasama banyak pihak. Mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga penyelenggara event.(bersambung)











