RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penerimaan peserta didik baru di sejumlah SLB wilayah Bekasi cukup memprihatinkan selama dua tahun belakangan ini akibat pandemi Covid-19. Kondisi yang terjadi sebelumnya diharapkan tak terjadi tahun ini.
Kepala SLB Al-Azhar Kota Bekasi Pawastri mengatakan, pandemi Covid-19 dua tahun belakangan ini menyebabkan penurunan penerimaan peserta didik baru.
“Memang sangat menurun sekali,” ucapnya kepada Radar Bekasi, Selasa (22/3).
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, sekolah yang berlokasi di wilayah Kecamatan Medan Satria ini setiap penerimaan peserta didik baru menampung sekitar 10 sampai 15 siswa. Namun di masa pandemi ini hanya separuhnya.
“Kalau normal cukup banyak kisaran 10 sampai dengan 15 siswa itu pasti nerima, tapi di masa pandemi kami cuma menerima empat siswa saja,” kata Pawastri.
Saat ini, SLB Al-Azhar memiliki total 50 siswa. Jumlah tersebut menurun dari sebelumnya 62 siswa, lantaran beberapa siswa tak berhenti sekolah karena orangtuanya kesulitan biaya.
“Banyak yang memutuskan berhenti karena dampak ekonomi. Sebenarnya sedih, tapi apa boleh buat keputusan ditangan orangtua,” ucapnya.
Penurunan jumlah siswa turut mempengaruhi beberapa hal di sekolah tersebut. Diantaranya, menurunnya jumlah bantuan yang berdampak pada gaji guru.
“Bantuan itu kan disesuaikan dengan jumlah siswa, jadi dampaknya adalah berkurangnya bantuan yang kami terima. Kami memiliki lima guru honorer, biasanya bisa dibantu dengan BOS untuk penggajian tapi sekarang gak bisa, semua diserahkan ke yayasan,” ucapnya.
Meskipun pandemi masih terjadi, Pawastri optimistis penerimaan peserta didik baru tahun ini akan sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya.
“Sepertinya akan lebih baik, meskipun tidak banyak peningkatannya. Tapi setidaknya setiap tahun kami masih memiliki siswa baru,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan Kepala SLB Raisya Puri Kabupaten Bekasi Ade. Ia mengungkapkan, penurunan jumlah penerimaan siswa baru banyak dialami oleh SLB swasta.
“Sepertinya sekolah swasta SLB memang mengalami penurunan semua, mungkin karena himpitan ekonomi masyarakat ya,” tuturnya.
Sekolah di wilayah Kecamatan Tambun Selatan ini terdiri dari jenjang TK hingga SMP. Biasanya, jumlah siswa baru jenjang SD dan SMP dapat diukur dari penerimaan siswa TK.
“Kita punya TK, SD dan SMP. Dan tolak ukur penerimaan siswanya bisa dilihat pada penerimaan siswa TK karena mereka akan lanjut ke SD dan SMP di sekolah yang sama,” terangnya.
Sebelum pandemi SLB Raisya Puri setiap tahun ajaran baru bisa menerima tujuh sampai delapan siswa. Namun selama dua tahun terakhir sekolah hanya menerima tiga siswa baru.
“Menurutnya hampir 50 persen, bayangkan saja kami biasanya bisa menerima siswa tujuh sampai dengan delapan itu juga bisa lebih. Tapi sekarang cuma tiga doang, memang sangat menurun sekali,” pungkasnya. (dew)