Radarbekasi.id – Pondok pesantren (Ponpes) di Kota Bekasi telah menerapkan model pembelajaran entrepreneur bagi santrinya. Langkah ini sejalan dengan permintaan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin agar pesantren dapat menjadi pusat pemberdayaaan ekonomi Indonesia selain pusat pencetak ulama.
Wapres RI mendorong santri dan pesantren turut berkontribusi aktif menekan angka kemiskinan di masyarakat dan meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui penguatan kemandirian dan kewirausahaan.
Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kementerian Agama Kota Bekasi Hilman Hakim mengatakan, pondok pesantren salafi di daerah-daerah terpencil sudah menerapkan model pendidikan entrepreneur kepada santrinya.
”Pondok pesantren yang ada saat ini menurut penelitian saya sudah banyak yang menerapkan pendidikan enterpreneur,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, santri sudah mulai diajak untuk usaha atau bekerja lewat kegiatan di pondok pesantren masing-masing. ”Salah satu contoh ada yang persiapkan menjadi petani yang sukses lewat bercocok tanam dan kegiatan-kegiatan lainnya,” imbuhnya.
Meskipun cara yang dilakukan oleh pondok pesantren itu cukup sederhana, namun menurutnya diyakini dapat membangun jiwa entrepreneur di dalam jiwa santri.
Ia berpendapat, pendidikan entrepreneur di sejumlah pondok pesantren pada zaman dahulu dan sekarang sedikit berbeda. ”Bedanya saat ini lebih kepada teknisnya saja, kalau dahulu hasil kebun dinikmati sendiri, tapi sekarang bagaimana hasil tersebut dapat dinikmati oleh banyak orang,” ujarnya.
Dengan dukungan serta bantuan yang diberikan oleh pemerintah saat ini, kata dia, membuat pondok pesantren lebih leluasa untuk menciptakan santrinya menjadi entrepreneurship yang handal dan sukses. Hilman menegaskan, pondok pesantren saat ini tidak hanya mengajarkan kitab kuning, tetapi juga mempersiapkan santrinya menjadi wirausahawan.
”Bukan hanya mencetak alim ulama saja, saat ini saya yakin sejumlah lulusan pondok pesantren juga mampu bersaing dengan pelajar-pelajar pada umumnya dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),” tukasnya.
Sementara, Kepala Sekolah Tahfidz DTI Kota Bekasi Ahmad Mahwan, pendidikan entrepreneur sudah diterapkan bagi santrinya. Misalnya dengan mengajarkan mereka menjual makanan atau barang yang sudah dibuat pada suatu acara sekolah.
”Kita sudah mempersiapkan para santri untuk menjadi enterpreneur yang handal, dengan cara mempraktikannya langsung dan alhamdulillah mereka semua bisa menerapakkan itu semua,” katanya. (dew)