Berita Bekasi Nomor Satu

Pustakawan Sang Pejuang Literasi (habis)

Wahyudin, M.Pd.I
Wahyudin, M.Pd.I

Radarbekasi.id – Pertama, perpustakaan sekolah adalah terminal pengetahuan di sekolah. Ia adalah jantung dan jiwa sekolah dan menentukan nada bagaimana pembelajaran didorong. Kedua, perpustakaan sekolah mendorong murid untuk menjadi pelajar seumur hidup yang mandiri. Ketiga, sumber daya perpustakaan mendukung pembelajaran di ruang kelas dengan menyesuaikan pada kebutuhan kurikulum. Keempat, lingkungan perpustakaan yang ramah mendorong semua anggota masyarakat sekolah untuk menggunakan layanannya. Kelima, perpustakaan sekolah juga merupakan penghubung dengan pembelajaran di luar dinding sekolah karena orang tua dapat didorong untuk menggunakannya.

Uraian diatas membuka mindset kepada kita semua bahwa perpustakaan menjadi palang pintu utama untuk membuka peradaban khazanah keilmuan. Dalam hal ini ada beberapa terobosan yang harus kita perhatikan. Pertama, hendaknya setiap sekolah memiliki bangunan perpustakaan yang permanen sehingga mudah untuk mengelolanya. Target dari ini semua akan mendapatkan penilaian maksimal saat dalam visitasi akreditasi.

Kedua, dibutuhkan sang pustakawan profesional untuk mengelola perpustakaan. Bukan hanya pengelolaan buku ansich, tetapi mampu membangkitkan semangat pengguna perpustakaan untuk berliterasi. Membaca dan menulis kian membahana. Sehingga karya anak bangsa semakin membudaya di era informasi ini. Lancaster dalam Nurlela dan Maksum (2004) dikutip Elva Rahmah dkk (2019: h. 179) menyatakan bahwa kepuasaan pengguna terhadap layanan perpustakaan antara lain ditentukan oleh : (1) kinerja pelayanan yang mampu menekan sekecil mungkin tingkat kesalahan dan berusaha memberikan yang terbaik terhadap permintaan pengguna; (2) responsif terhadap setiap keinginan pengguna; (3) kompeten dalam melayani disertai kemampuan teknis dan etika berkomunikasi yang baik; (4) akses terhadap informasi yang dicari relatif mudah, cepat dan akurat; dan (5) ruangan dan peralatan penunjang tertata dengan baik dan nyaman.

Baca juga: Pustakawan Sang Pejuang Literasi (1)

Ketiga, setiap sekolah harus berinovasi dalam hal pengelolaan perpustakaan. Menapaki era digital, perpustakaan pun harus dikelola dengan optimal. Sesuai dengan kondisi zaman, perpustakaan digital harus diutamakan. Ada tiga karakteristik utama perpustakaan digital menurut Pendit (2007:30-31) sebagai berikut. Pertama, memakai teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan, mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk di dalam sebuah jaringan digital yang tersebar. Kedua, memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan berbagai data, baik di lingkungan internal maupun eksternal. Ketiga, merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumber daya digital yang dikembangkan bersama-sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi komunitas tersebut.

Keempat, sudah saatnya pemerintah pusat dan daerah memberikan apresiasi kepada guru penggerak literasi yang telah menerbitkan buku tunggal. Kedepan semua karya guru menghiasi perpustakaan sekolah dan madrasah. Sehingga semua guru akan menghasilkan karya-karya berikut.

Deskripsi di atas membuka wawasan kita semua, bahwa eksistensi perpustakaan memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
Tentunya diawali dengan memiliki pustakawan profesional. Inilah makna, bahwa pustakawan adalah sang pejuang literasi. Wallahu ‘Alam. (*)

Anggota KGPBR


Solverwp- WordPress Theme and Plugin