Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Merevisi Undangan yang Sudah Terlanjur Dicetak

DITUNDA : Pasangan pengantin Dean pahrevi dan Ade Siti Sarah Azhari yang menunda acara resepsi pernikahan karena virus corona.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Situasi tanggap darurat nasional Covid-19 membuat sejumlah aktivitas masyarakat harus dihentikan sementara.  Mulai dari sekolah, kegiatan, kegiatan perkantoran, ibadah keagamaan hingga penundaan resepsi pernikahan.

Laporan : Surya Bagus/Ahmad Payrudz

RAWALUMBU-BEKASI SELATAN

Sepasang Calon Pengantin Dean Pahrevi (24) warga Kecamatan Rawalumbu dan Ade Siti Sarah Azhari (24), mengurungkan resepsi pernikahan yang sejatinya akan dilaksanakan pada 5 April mendatang. Keputusan ini diambil lantaran merasa kesehatan keluarga maupun rekan sejawat yang terlampir dalam daftar undangan merupakan tanggung jawab bersama, tak terkecuali.

Siapa yang tak mau menjadi raja dan ratu sehari. Meskipun hari yang dijadwalkan diluar ketentuan pemerintah selama dua pekan, yakni hingga 29 Maret mendatang. Namun, mereka tak ingin mengedepankan keinginan sendiri, menomor duakan kepentingan orang lain untuk menjaga diri di waktu-waktu ini.

“Saya dan pasangan sudah sepakat, orang tua kita sudah sepakat, karena ini (kesehatan) tanggung jawab bersama,” ungkap Dean.

Persiapan sudah matang, sudah 85 persen. Tinggal sebar undangan dan mengevakuasi kekurangan yang harus dipenuhi. Resepsi rencananta akan dilaksanakan di rumah Ade, Kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Namun, meskipun demikian, akad nikah akan tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah tersusun matang. Tidak melibatkan rekan sejawat, nama-nama yang sudah tersusun dalam daftar undangan, melainkan hanya untuk lingkungan keluarga kedua mempelai.

Keduanya berharap kondisi yang dialami Indonesia saat ini cepat berlalu, semua bisa kembali seperti sediakala, sebelum Covid-19 merajalela. Saat ini, mereka mengaku ingin fokus menatap prosesi akad nikah, belum ingin memikirkan kapan resepsi akan dijadwal ulang.

“Belum sih, saya dan pasangan saya belum ingin memikirkan itu, kita lebih ke akadnya supaya jalan dulu, wabah ini biar berjalan dulu, semua kembali seperti semua lagi, setelah itu baru kita jalan lagi,” lanjutnya.

Pasangan lainnya, Isal (27) mengaku menunda acaranya yang serarusny adilaksanakan pada 2 Maret nanti. Karena kondisi ini,dia terpaksa merevisi ulang undangan yang sudah dicetak.“Kalau untuk akad nikahnya sudah dilaksanakan, hanya resepsinya saja yang ditunda. Undanga pun pembagiannya saya tunda dan saya perbaiki lagi tanggal dan bulannya. Mudah mudahan saja resepsi nanti berjalan lancar,” tukasnya.

Keputusan untuk menunda resepsi pernikahan tidak hanya diputuskan oleh mereka saja, ternyata masih banyak lagi diluar sana yang memutuskan hal yang sama. Dalam satu wedding galery saja, dalam rentan pertengahan Maret hingga April mendatang, total delapan resepsi pernikahan dipastikan bergeser dari rencana awal.

“Untuk yang Maret April itu sudah fix semuanya itu dipending,” ungkap salah satu pemilik Wedding galery yang dikenal House Of Verza, Setiadi Wibowo.

Menurutnya, berbagai alasan melatar belakangi cliennya untuk menunda resepsi, mulai dari alasan kesehatan, maupun terbentur dengan kebijakan pemerintah membatasi kerumunan massa. Untuk urusan wedding, ia mengaku tidak terlalu terbebani, meskipun banyak resepsi yang diurungkan.

Namun, untuk urusan keuangan, tidak dipungkiri kondisi ini cukup mengganggu. Bagaimana tidak, pemasukan berkurang lantaran banyak yang mengundur resepsi pernikahan, sementara pengeluaran rutin tidak bisa dihindari. Salah satu contohnya untuk gaji pegawai, disamping kebutuhan pribadi keluarganya.

“Secara cash flow semua bisnis mempengaruhi, kalau saya kan harus gaji, apalagi mulai menjelang lebaran ini kan juga harus dikeluarin (tunjangan hari raya). Untuk pengusaha sih berasa banget, karena cash flow nya terganggu banget,” tukasnya.

Untuk vendor seperti dirinya, berkenaan dengan resepsi ini diakui tidak terganggu. Tetapi untuk calon pengantin yang bersangkutan, khussunya yang hendak melangsungkan resepsi seperti di hotel atau gedung serbaguna, pasti berpengaruh. Tidak bisa memilih tanggal lain yang tentunya sudah dibooking, bahkan beberapa cliennya terpaksa rela jika harus mendapatkan tanggal di hari kerja, lantaran mayoritas weekend sudah terbooking.

Pemilik Gedung Resepsi Pernikahan Graha Hartika Wulan Sari, Harty Muntako mengaku membatalkan seluruh acara pada maret hingga april mendatang, seperti acara seminar, pernikahan dan tunangan.

 “Bulan ini yang kita batalkan lebih dari 10 penyewa dari dua gedung milik saya. Yang kita batalkan ada Resepsi Pernikahan, Seminar mau pun Tunangan kita Batalkan,” kata Harty kepada Radar Bekasi, Minggu (22/3) melalui sambungan telepon.

Pembatalan dan penundaan acara, katanya, dilakukan sejak minggu lalu. Kendati demikian, ada juga warga yang nekat melaksanakan acara,”Saya degdegan ada yang nekat, pas berlanjut pada jam 11 siang tidak ada tamu kemudian berjalan waktu baru banyak tamu yang datang ternyata masih bagus,” ucapnya sembari mengaku, kegiatan tersebut pada awal Maret lalu.“Tetapi minggu ini, sabtu Minggu ini sudah tidak ada acara sama sekali, semuanya sudah ditunda,” tambahnya.

Bagi para konsumen yang menyewa gedungnya, dia mengaku, akan berlanjut pada bulan Juni mendatang. Kemudian para konsumennya pun kebanyakan akan melangsungkan acaranya rata-rata pada bulan Juni mendatang.

Untuk DP, dikatakannya, mereka tidak ada yang meminta di pulangkan. Meskipun ada yang meminta di pulangkan DP nya. Dirinya memastikan akan memulangkan. Dan ada juga yang meminta DP nya di balikan itu acara seminar dan acara kecil lalinnya. Kalau untuk Resepsi tidak ada sampai saat ini.

“Dari Pembatalan Resepsi atau cara lainnya kita tidak mengalami kerugian, karena kita belum masak atau lainnya. Secara materi kita hanya rugi karena bayar gaji karyawan, kita akan carai dari pos lain. Kalau dari Restoran ga bisa,” ungkapnya.

Penyewaan Gedung Resepsi, dibanderol dari Rp50 juta sampai ratusan Juta, dengan jumlah pengunjung 100 hingga 1000 tamu undangan.(*)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin