Berita Bekasi Nomor Satu

Corona di Bekasi Mulai Melambat

Illustrasi: Pegawai Dinas Kesehatan mendatangi rumah warga yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) untuk meminimalisir penularan wabah Covid-19 di Desa Jayamukti, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Kamis (26/3).
ILUSTRASI: Seorang tukang gali kubur berjalan di samping galian makam pasien positif virus Corona (Covid-19) di TPU Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pergerakan orang keluar masuk ke Kota Bekasi diklaim sudah minim pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua.

Disamping itu, kabar baik terdengar setelah melihat tren jumlah kasus tiga hari terakhir, tidak tercatat penambahan kasus baik Orang Dalam Pemantauan (PDP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), maupun yang terkonfirmasi positif.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menunjukkan data tiga hari terakhir, tidak didapati peningkatan jumlah kasus. Tren penurunan mulai terlihat sejak 28 April lalu, puncaknya pada 2 Mei hingga kemarin kenaikan kasus tercatat nol.

“Nah ini PDP lihat, dari tanggal tanggal 2 sudah nol. Artinya PSBB kita tahap kedua ini dengan begitu masifnya sudah mulai membuahkan hasil, yang positifnya lihat, sama betul,” terang Rahmat saat dijumpai di posko gugus tugas Covid-19, Minggu (4/5).

Penambahan kasus terkonfirmasi positif akhir bulan lalu disebut bukan temuan baru, melainkan pasien PDP yang terkonfirmasi positif setelah dilakukan tes. Jika grafik ini bertahan dalam sisa waktu PSBB tahap dua yang menyisakan delapan hari lagi, maka dipastikan tidak perlu perpanjangan di tahap tiga.

Untuk memastikan tingkat penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota Bekasi rencananya akan kembali menyebar rapid test atau Polymerase Chain Reaction (PCR) di 48 kelurahan yang tergolong zona merah.

Dari ribuan rapid test tersebut, 5.000 diantaranya akan disebar ke 48 wilayah kelurahan, 300 di stasiun Bekasi dan tujuh lokasi perbatasan. Tes kali ini dilakukan menggunakan swab.

“Di cek poin 50 swabnya, kita acak. Polanya berhenti sebentar, dahak, taruh, lihat datanya KTP catat, kan labnya di kita,” lanjut Rahmat.

Tujuh lokasi perbatasan ini diantaranya di perbatasan Lubang Buaya 50 pcr, perbatasan Sasak Jarang 50 pcr, perbatasan Sumber Artha 100 pcr, perbatasan Jatiwaringin 50 pcr, perbatasan Harapan Indah 50 pcr, dan perbatasan Pangkatan VI Bantargebang 50 pcr.

Sementara untuk penumpang KRL Commuter Line, tes dilakukan kepada penumpang yang hendak bertolak keluar wilayah kota Bekasi. Jika diketahui yang bersangkutan bukan warga Kota Bekasi, maka hasil akan dilaporkan kepada pemerintah wilayah setempat.

“Kita laporkan, misal dia KTP Jaktim, di situ kita laporan ke Wali Kota Jaktim. Kalau dia KTP tambun ya kita laporkan Kabupaten Bekasi. Supaya dia jangan bergerak kemana-mana kalau sudah diketahui hasilnya,” tukasnya.

Terpisah, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, angka kasus infeksi virus Corona di Indonesia terus mengalami penurunan. Presentasenya sudah mencapai 11 persen. Kendati demikian, Doni mengatakan, tren penurunan angka virus Corona ini jangan sampai membuat semua pihak lengah. Sehingga ia meminta masyarakat untuk selalu berhati-hati terhadap penularan virus Korona tersebut.

Apalagi dengan datangnya 89 ribu pekerja migran dari luar negeri yang kembali ke tanah air. Menurut Doni, itu bisa memberikan potensi penyebaran baru ‎terhadap masyarakat di Indonesia.“Itu yang berpotensi menularkan dan juga berpotensi meningkatkan angka kasusnya kembali,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam 24 jam, ada sebanyak 395 pasien baru sehingga totalnya menjadi 11.587 kasus per Senin (4/5). Jumlah kasus ini diambil dari 116.861 spesimen yang diperiksa dari 86.061 pasien.

“Kuncinya adalah disiplin dalam memahami risiko penularan dengan physical distancing. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu pakai masker saat terpaksa ke luar rumah,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Kabar baiknya pasien sembuh juga terus bertambah. Ada tambahan 78 pasien sembuh sehingga totalnya menjadi 1.954 pasien sembuh. Dan, angka kematian juga lebih rendah dari angka pasien sembuh. “Angka meninggal bertambah 19 orang sehingga totalnya 864 kasus kematian,” tutur Yurianto.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang diperiksa adalah sebanyak 238.178. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 24.020 orang. “Kemungkinan besar yang ODP ini sudah selesai observasi sekitar hampir 200 ribu. Tinggal sebagian saja yang masih diperiksa. Sedangkan yang PDP masih menunggu hasil PCR,” jelasnya.(sur/jpc)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin