RADARBEKASI.ID, BEKASI – PLN memastikan tarif dasar listrik seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikkan, termasuk rumah tangga daya 900 Volt Ampere (VA) Rumah Tangga Mampu (RTM), 1.300 VA dan diatasnya. Seperti diketahui penetapan tarif dilakukan tiga bulan sekali oleh pemerintah.
“Kami pastikan bahwa PLN tidak menaikkan tarif listrik,” kata Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi Ririn Rachmawardini, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/5).
PLN menanggapi serius isu lonjakan tagihan listrik yang dialami oleh sebagian warga menyusul diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Adanya peningkatan tagihan rekening listrik bulan April karena terdapat selisih tagihan rekening di bulan sebelumnya.
Hal ini disebabkan PLN tertib melakukan kebijakan protokol physical distancing, yang menyebabkan petugas catat meter tidak bisa mengunjungi pelanggan untuk melakukan pencatatan meter secara langsung. Untuk itu tagihan didasarkan pada perhitungan rata-rata penggunaan listrik 3 bulan terakhir yakni bulan Desember, Januari, dan Februari.
Pada bulan Maret, masyarakat sudah melakukan PSBB sehingga terjadi kenaikan konsumsi listrik akibat banyaknya aktivitas pelanggan di rumah. Hal ini menyebabkan terjadinya selisih antara jumlah penggunaan riil dengan pencatatan (yang didasarkan angka rata-rata seama tiga bulan). Selisih ini kemudian terakumulasi ke dalam rekening bulan april dan ditagihkan pada rekening bulan Mei.
“Untuk tagihan di bulan Mei dihitung dari tagihan di bulan April yang terpending dikarenakan PSBB. Petugas PLN tidak melakukan pengecekan karena PSBB jadi perhitungan di bulan April itu berdasarkan dari rata-rata bulan Desember, Januari dan Februari,” terangnya.
Simulasi Perhitungan
PLN menghitung simulasi penggunaan listrik pada tiga bulan terakhir yakni 50 kWh pada Desember 2019, Januari 2020 dan Februari 2020 dengan rekening tagihan masing-masing 50 kWh. Dengan demikian rata-rata pengunaan listrik tiga bulan terakhir (Desember, Januari, Februari) sebesar 50 kWh.
Kemudian pada Maret penggunaan listrik meningkat menjadi 70 kWh karena PSBB selama 2 minggu. Jadi Rekening April menggunakan rata-rata 50 kWh. Ada tagihan yang tidak tertagih sebesar 20 kWh.
“Kurang tagih pada saat menggunakan rata-rata 3 bulan terakhir akan ditagihkan pada saat pencatatan meter secara riil oleh petugas atau lapor mandiri pelanggan melalui WA,” katanya.
Responsif Tanggapi Keluhan Pelanggan
PLN telah merespons secara cepat pengaduan-pengaduan terkait tagihan listrik yang diterima melalui Contact Center PLN 123. Tidak hanya itu, petugas di lapangan siap mendatangi rumah pelanggan apabila ditemukan ketidakwajaran tagihan.
“Kami berupaya dengan cepat dan tepat dalam menyelesaikan pengaduan yang ada,” ungkapnya.
Selain itu, riwayat pemakaian listrik juga dapat dilihat melalui Aplikasi PLN Mobile yang dapat diunduh dari ponsel dan website www.pln.co.id. Bagi pelanggan yang ingin melakukan pengecekan terhadap catatan pemakaian listrik bisa dilakukan melalui Aplikasi PLN Mobile, website www.pln.co.id, dan Contact Center PLN 123.
Penjelasan ke Ombudsman
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, dihadapan Ombudsman menjelaskan terhadap tuduhan bahwa PLN curang dan menaikkan tarif diam-diam. Zulfikli menegaskan, PLN adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang setiap laporannya harus mendapatkan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan pengawasan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Jadi dalam hal tarif, PLN tidak mungkin dan tidak bisa melakukan kebijakan semena-mena. Kami tunduk dan patuh terhadap keputusan Pemerintah dan menjalankan dengan sebaik-baiknya,” tegas Zulkifli. (adv)
