Berita Bekasi Nomor Satu

Fasilitasi Siswa Terkendala Perangkat dan Kuota Internet

Fasilitasi
ANTUSIAS: Sejumlah siswa SMK Bina Karya Mandiri 2 Kota Bekasi dengan menerapkan protokol kesehatan mengikuti PAS secara offline di sekolah, Kamis (4/6).Dewi Wardah
Fasilitasi
ANTUSIAS: Sejumlah siswa SMK Bina Karya Mandiri 2 Kota Bekasi dengan menerapkan protokol kesehatan mengikuti PAS secara offline di sekolah, Kamis (4/6).Dewi Wardah

Radarbekasi.id – SMK Bina Karya Mandiri 2 Kota Bekasi menghelat Penilaian Akhir Semester (PAS) secara offline di sekolah. Pasalnya, tak semua siswa memiliki perangkat dan kuota internet yang cukup untuk mengikuti PAS daring (online).

Kepala SMK Bina Karya Mandiri 2 Kota Bekasi Ayung Sardi Dauly mengatakan, PAS di gelar secara daring dan offline. PAS daring diikuti oleh siswa di rumah, sementara offline di sekolah.

“Sesuai dengan edaran yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat bahwa pelaksanaan PAS boleh dilaksanakan secara Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau Non PJJ,” jelas Ayung, kepada Radar Bekasi, Kamis (4/6).

Menurutnya, pihak sekolah sebelumnya melakukan pendataan kepada seluruh siswa. Ditemukan tak semua anak didiknya memiliki perangkat dan kuota internet untuk mengikuti PAS daring. Oleh karena itu, pihaknya berinisiatif helat PAS secara offline.

“Kita tidak memaksakan siswa untuk melaksanakan PAS di sekolah. Kita hanya memfasilitasi siswa agar proses PAS ini bisa tetap berlangsung untuk siswa yang tidak memiliki perangkat ataupun tidak memiliki banyak kuota internet,” katanya.

Berdasarkan pendataan, sebanyak 120 siswa memilih mengikuti PAS di sekolah. Di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan imbauan pemerintah guna mencegah penyebaran virus Corona.

PAS digelar dalam 4 shift dengan masing-masing kelas diisi 20 siswa guna menghindari kerumunan. Tempat duduk antar siswa diatur dengan jarak tertentu, serta wajib memakai masker.

“Kita membatasi jumlah siswa dalam 1 ruangan. Jadi tidak ada kerumunan siswa dalam proses PAS di sekolah,” tukasnya.

Salah satu siswa yang memutuskan untuk melaksanakan PAS di sekolah Santi Septiani mengaku, tidak memiliki perangkat dan kuota internet yang cukup untuk mengikuti PAS secara daring.

“Aku gak punya perangkat dan juga kuota yang memadai. Jadi lebih milih untuk mengikuti proses PAS di sekolah. Kebetulan juga sekolah mengadakan ini jadi cukup terbantu,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Santi. Siswa yang sudah cukup lama mengikuti PJJ selama pandemi Covid-19 ini mengaku bahwa momen PAS secara offline di sekolah menjadi salah satu pengobat rindu dirinya selama melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah.

“Senang banget bisa ketemu sama temen-temen meskipun gak lengkap, seenggaknya jadi pengobat rindu untuk saat ini,” ungkapnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin